Seperti diberitakan sebelumnya, 4G di 1.800 bisa molor sampai akhir 2015 mengingat belum adanya kata sepakat dari XL Axiata, Telkomsel, Indosat, dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) soal urutan kanal dalam penataan ulang.
Dalam penataan 3G di 2,1 GHz saja, menurut Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Muhammad Ridwan Effendi, waktu itu memakan waktu enam bulan. Ditambah belum adanya kata sepakat di 1.800 MHz, waktu yang dibutuhkan otomatis bertambah.
Ridwan pun memberi saran, daripada menunggu terlalu lama sampai akhir 2015 atau awal 2016, lebih baik keempat operator itu menggunakan frekuensi yang sudah tersedia di 2,1 GHz. Frekuensi yang saat ini masih digunakan untuk 3G itu katanya juga bisa untuk spektrum 4G.
"Kalau mau lebih cepat pakai saja 2,1 GHz. Sudah tertata, tinggal dinetralkan saja teknologinya," kata Ridwan kepada detikINET, Selasa (23/12/2014).
Kemudian, masih ada dua blok kanal dengan lebar pita 10 MHz yang rencananya juga akan mulai dilelang awal 2015 nanti. Spektrum ini telah dikembalikan XL ke pemerintah sebagai syarat agar bisa merger dengan Axis Telekomunikasi Indonesia.
"Tidak berpengaruh adanya lelang dua kanal tersisa, karena teknologinya sudah sama," masih kata Ridwan.
Seperti diketahui, di spektrum 2,1 GHz lebar frekuensi yang tersedia mencapai 60 MHz yang saat ini ditempati oleh Tri dengan 10 MHz (blok 1-2), Telkomsel 15 MHz (blok 3-4-5), Indosat 10 MHz (6-7), dan XL 15 MHz (blok 8-9-10). Sementara 10 MHz di blok 11-12 bekas Axis masih kosong.
Kedua kanal tersisa ini sebelumnya dikeluhkan paling banyak interferensi dengan sinyal milik Smart Telecom di 1.900 MHz. Namun seiring dengan pindahnya Smart ke 2,3 GHz dan 800 MHz, maka kedua kanal itu diyakini akan bebas interferensi.
(rou/ash)