"Belanja online memang sangat menyenangkan, tetapi para shopper harus tetap hati-hati bertransaksi online, agar terhindar dari kasus penipuan," kata CEO Tokopedia William Tanuwijaya, dalam email yang diterima detikINET, Minggu (28/12/2014).
Salah satu modus penipuan yang harus diwaspadai, kata William, antara lain phising. Dalam modus ini, penipu akan menyamar sebagai pihak terpercaya, misalnya bank, situs e-commerce, atau sosial media.
Kemudian sang penipu akan meminta detail akun dengan cara mengirimkan email, SMS, dengan isi yang menakut-nakuti, misalnya akun kena hack, atau menjanjikan hadiah seperti voucher atau menang undian, dan kemudian diarahkan untuk mengeklik sebuah tautan link.
Link ini akan mengarah ke situs yang dibuat mirip seperti situs aslinya, dan user diminta untuk login. Ketika login inilah akun dan kata sandi akan dicuri dan disimpan oleh sindikat penipu.
Untuk dunia di luar internet, bisa dikatakan mirip seperti kasus 'mama minta pulsa', menang undian palsu, keluarga kena kecelakaan palsu, dan lain sejenisnya. Mengaku-aku sebagai orang yang dipercaya/berwenang, namun sebenarnya penipu.
Jadi di dunia online pun tetap harus hati-hati, kalau ada orang yang mengaku dari pihak yang sepertinya berwenang namun minta data sensitif seperti username, password, nomor ponsel, transfer uang, dan lainnya, selalu lakukan pengecekan ulang.
Setiap kali konsumen mengeklik sebuah link, selalu perhatikan apakah benar alamat websitenya sudah sesuai sebelum memasukkan informasi yang sifatnya pribadi.
"Kami di Tokopedia sangat concern terhadap masalah keamanan, dan berkomitmen penuh untuk selalu berinovasi untuk menciptakan sistem yang lebih aman, Misalnya, Tokopedia memiliki sistem OTP (one time password) seperti yang digunakan bank besar di Indonesia. Namun fitur-fitur keamanan ini akan kurang berguna jika user sendiri juga tidak berhati-hati," tandas William.
(rou/rou)