Seperti diketahui, Sony Pictures pada akhirnya memutuskan untuk membuat 'The Interview' tersedia secara online, sebagai buntut serangan cyber yang membocorkan banyak data penting Sony Pictures, termasuk film tersebut.
"Ini adalah kesempatan besar bai YouTube untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa layanannya bisa digunakan untuk merilis konten profesional dan konten berbayar. Publik selama ini berpikir YouTube adalah tempat untuk konten gratis," ujar analis yang mengulas masalah gangguan platform digital dari Forrester Research.
"Pesan dari YouTube akan sangat mengena kepada studio lain, semacam 'Hei lihat, kami berada di waktu yang tepat sekarang. Kami bisa melakukannya. Kami tidak takut (hack) dan kami punya audience dalam jumlah besar'," sebut analis itu lagi.
Dirilisnya 'The Interview', salah satu film yang dinantikan dan dirilis secara digital on demand, sejauh ini menjadi hal yang penting bagi perusahaan pencarin internet.
Seperti dilansir Business Insider, Jumat (26/12/2014), beberapa tahun terakhir, YouTube mulai mencoba menghilangkan citranya sebagai internet repository video home-made dan mulai menuju ke arah yang lebih profesional untuk memperluas bisnisnya.
YouTube memang tidak menyebut konten salesnya, namun sebagai salah satu situs video di internet yang paling banyak dikunjungi, sejumlah analis menyebutkan YouTube jauh tertinggal dari situs seperti Netflix, Amazon dan Apple untuk urusan konten berbayar.
(rns/yud)