Era 4G Bagai Dua Sisi Mata Uang

Jakarta - Jaringan 4G LTE telah dikomersialkan di Indonesia. Tahun depan, 'ledakan' 4G diperkirakan baru akan terasa. Era 4G nantinya dikatakan bagai dua sisi mata uang.

"Ancaman keamanan otomatis meningkat karena pertumbuhan data makin cepat. Dari sisi pertumbuhan data bisa jadi prediksi IDC bisa salah karena peningkatannya makin cepat. Di sisi lain, opportunity-nya bagi para pemain di dunia IT," kata Country Manager EMC Indonesia Adi Rusli.


"Bagi perusahaan seperti kami ini kesempatan, membantu dari sisi pengelolaan data, sampai tahap proteksi data. Jadi lebih ke arah dua sisi mata koin," lanjutnya dalam temu dengan media, di restoran Seribu Rasa Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2014).


Dikatakannya, urusan proteksi data, masih cukup banyak perusahaan yang menutup mata. Kesadaran akan perlindungan data ada, namun kemauan untuk alokasi membangun sistem perlindungan data masih kurang.


"Proteksi data hampir mirip asuransi, baru terasa kalau terjadi apa-apa. Nilai bisnisnya tidak terlihat saat diimplementasikan. Tapi akan muncul ketika terjadi apa-apa. Seperti asuransi kan, orang gak mau kecelakaan. Tapi berjaga-jaga jangan sampai ada apa-apa, terjadi disruption," ujar Adi memberikan analogi.


Menurut Adi, yang terpenting dalam proteksi data bukan dilihat dari teknologinya tapi implikasi terhadap bisnis. Dengan teknologi perlindungan data, sebuah perusahaan bisa menghindari atau meminimalisir kehilangan data. Tanpa perlindungan data, akan selalu dibayangi risiko kehilangan data.


Hasil penelitian EMC mengenai proteksi data global terbaru menyebutkan data hilang secara global melonjak hingga 400% sejak 2012. Di Indonesia, dalam kurun waktu 12 bulan terakhir banyak perusahaan tercatat mengalami kerugian hingga USD 16 miliar karena data hilang dan downtime.


Yang mengejutkan, 71% kaum profesional IT Indonesia tidak yakin akan kemampuannya untuk memperbaiki masalah setelah gangguan terjadi. Survei ini dilakukan terhadap 3.300 pembuat keputusan IT dari perusahaan kelas menengah hingga perusahaan besar di 24 negara, termasuk 125 responden dari Indonesia.


"Jadi berbicara tren 4G ke depan, thread iya karena pressure lebih besar dibandingkan dulu. Karena dengan pita yang disediakan makin lebar, akses makin mudah. Namun menjadi opportunity besar juga bagi pemain IT," tutupnya.


(rns/ash)