Penyelidikan FBI mengungkap, malware itu mampu menembus sistem keamanan sangat canggih sekalipun. Untuk diketahui, hacker pelaku yang menamakan diri sebagai Guardians of Peace (GOP) berhasil mengangkut sekitar 100 terabytes data milik Sony Pictures.
Data tersebut beberapa dibocorkan ke publik. Seperti film-film yang belum dirilis, email internal yang beberapa isinya sensitif sampai dokumen gaji petinggi Sony Pictures.
"Malware yang digunakan mungkin akan mampu menembus 90% pertahanan internet yang ada sekarang ini di industri swasta dan juga bahkan pemerintahan," kata Joseph Demarest, Assistant Director divisi cyber FBI yang dikutip detikINET dari Guardian, Minggu (14/12/2014).
Di samping level kecanggihan malware yang sangat tinggi itu, serangan pada Sony Pictures juga terorganisir dan terus menerus. Terlebih lagi Sony Pictures dianggap kurang maksimal keamanan cybernya sehingga sistem berhasil dibobol.
Aparat sampai sekarang masih menyelidiki siapa sebenarnya pelaku pembobolan cyber tersebut. "Kami masih bekerja keras soal itu," ucap Demarest.
(fyk/fyk)