Adalah Komisi Regulasi Telekomunikasi Bangladesh yang menutup dua layanan tersebut. Tindakan ini atas perintah dari pihak penegak hukum dan agensi keamanan. Demikian dikatakan juru bicara komisi tersebut, dikutip detikINET dari The Guardian, Selasa (20/1/2015).
Ia tak memberikan alasan jelas soal keputusan tersebut, namun sebuah sumber menyebutkan bahwa Viber ditutup untuk mencegah para demonstran di negara tersebut saling bertukar informasi.
Viber memang layanan berkirim pesan yang populer di kalangan para demonstran, termasuk aktivis dari partai nasionalis Bangladesh dan sejumlah aliansinya.
Dalam aksinya, mereka menggerakkan massa untuk memblokir sarana transportasi, dan mencoba untuk menggulingkan pemerintahan.
Aksi demonstrasi tersebut kini sudah berjalan selama tiga minggu, dan mulai menjurus ke aksi kekerasan, termasuk pelemparan bom molotov ke sejumlah bis dan truk serta aparat keamanan.
(asj/ash)