Akibat peretasan tersebut, database pengguna LizardStresser terbongkar ke publik. Dalam data yang bocor itu terungkap bahwa LizardStresser mempunyai sekitar 14.241 pendaftar, namun hanya beberapa ratus orang yang benar-benar menggunakan jasanya.
Lizard Stresser adalah situs yang menawarkan jasa untuk melakukan distributed denial of service (DDoS) untuk situs atau layanan tertentu.
Tarifnya berkisar dari USD 6 sampai USD 500, tergantung durasi down situs yang ingin diserang, demikian dikutip detikINET dari The Guardian, Selasa (20/1/2015).
Seorang pengamat keamanan dunia maya bernama Brian Krebs mengungkap bahwa LizardStresser menggunakan router milik perorangan yang sudah di-hack untuk melakukan serangannya. Namun ternyata LizardSquad tak mampu melindungi privasi penggunanya.
"Data-data pengguna LizardStresser tersimpan dalam bentuk file teks biasa. Dan jumlah deposit dari penggunanya itu bernilai lebih dari USD 11 ribu, dalam bentuk Bitcoin," tulis Krebs dalam blognya.
(asj/ash)