Berburu Uang Digital ke Negara Tetangga

Kuala Lumpur - Dengan waktu persiapan yang dikebut, Telkom International (Telin) akhirnya menegaskan eksistensinya di pasar telekomunikasi Malaysia. Sejumlah rencana bisnis pun sudah ada di benak para petinggi Telin Malaysia, tinggal menunggu waktu eksekusi.

Ya, meski mengedepankan kartu As 2in1 Telkomsel, Telin sejatinya tak mau cuma menggali pundi-pundi dari layanan seluler di negara tetangga Indonesia itu. Anak usaha Telkom Group tersebut sejatinya punya beberapa alternatif peluang bisnis untuk dieksplorasi lebih lanjut.


Direktur Utama Telkom Arief Yahya menjelaskan, kehadiran Telin di Malaysia mengusung 4C yaitu Communication, Content and Community, serta Commerce.


Untuk communication sudah pasti akan diisi oleh layanan seluler kartu As, sedangkan content & community merupakan kemampuan Telkom yang memiliki beragam layanan mobile lifestyle. Mulai dari musik, pasar aplikasi, dan lainnya.


Sementara commerce, salah satu yang disorot Arief adalah terkait mobile remittance. Peluang mengelola uang digital di bisnis mobile remittance (transfer uang melalui layanan seluler) dianggap salah satu potensi bisnis yang menjanjikan.


"Telkomsel memiliki lebih dari 125 juta pelanggan dan 300 ribu outlet, ini jauh lebih banyak dari (jaringan yang dimiliki) perbankan. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk akses point mobile remittance," ujar Arief dalam acara peluncuran Telin Malaysia di Kuala Lumpur.


Sehingga jika ingin melakukan transfer uang ke anggota keluarga di Tanah Air, tak perlu susah-susah datang ke bank -- apalagi jika lokasi mereka berada di pelosok atau jauh dari kota besar.


Cukup pakai layanan mobile remittance dari Telin Malaysia. Nah, kira-kira ke depan harapannya akan seperti itu, dan masih ada peluang lainnya yang bisa dieksplorasi.


"Kita sangat yakin melihat potensi pasar di sini tinggi. Bisnis berkembang, dan tak hanya di MVNO (Mobile Virtual Network Operator), tapi bisa lebih dari itu," imbuh Budi Satria Dharma Purba, Board of Director Telin Malaysia.


Ia melanjutkan, layanan mengelola uang digital lewat perangkat genggam akan mempermudah pengguna. Tak cuma operator, pihak bank pun tengah menggalakkan program less cash ini.


Hanya saja bank-bank dihadapkan pada tantangan untuk memperluas jaringannya di lokasi pelosok. Di sinilah sebenarnya operator bisa mengambil peran lebih. Di sisi lain, penetrasi pengguna layanan seluler Malaysia sudah di sekitar 132%.


Terlebih, wilayah Timur Malaysia memiliki tipikal pengguna layanan seluler yang tersebar, terutama tenaga kerja asal Indonesia (TKI) yang bekerja di ladang dan perkebunan.


Jadi daerah itu sulit dijangkau bank-bank untuk memberikan pelayanan transfer uang. Sehingga fungsi mobile remittance di sini agak lebih dibutuhkan.


"Jika kita bicara mobile remittance, banyak bank seperti BRI, Mandiri dan lainnya coba masuk di bisnis ini. Tapi kita lihat kuncinya, potensi pasarnya tak cuma di kota, jadi mobile remittance jadi kunci di sini," imbuh Budi.


"Tapi apakah kita akan bermain sendiri atau menggandeng pihak lain di sini, nanti kita dalami yang palng efisien. Tapi di MVNO kita sudah sangat pengalaman," Budi menandaskan.


(ash/eno)