Hingga saat ini nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah terus merangkak naik, tembus hingga di atas Rp 11.000 dari yang sebelumnya biasa berkutat di angka Rp 9.000. Otomatis, hal ini berdampak pada industri komputer Tanah Air.
Harga berbagai komponen komputer sudah ikut naik, namun Samsung mengaku masih ingin coba bertahan walau kondisi ekonomi saat ini masih belum menunjukan tanda perbaikan.
"Saat ini kita masih pakai nilai tukar yang lama, masih yang di bawah Rp 10.000. Karena memang kalau bisa ditahan, ya kita tahan," kata Sung Khiun, IT Business Director, Samsung Elektronik Indonesia.
Tapi kondisi itu tampaknya tidak akan berlangsung lama. Cepat atau lambat, jika nilai tukar rupiah belum juga menguat, maka Samsung terpaksa akan menaikan harga jual seluruh produk mereka yang ada di Indonesia.
"Kemungkinan kalau memang ada kenaikan di mulai September nanti," seloroh Sung.
Pria ramah berkacamata itu mengaku belum mengetahui berapa besar kenaikannya nanti, bisa jadi akan berada di sekitar 5%-10% dari harga banderol saat ini. Kenaikan ini pun diprediksi akan terjadi pada semua produk Samsung.
"Mungkin nanti kenaikannya akan bertahap," tandas Sung, usai meluncurkan jajaran Samsung Ativ Book 9 Lite di Plaza Bapindo, Kamis (29/8/2013).
(eno/ash)