Laporan yang dilansir AFP, Selasa (27/8/2013), mengutip sumber yang terkait dengan pemerintah menyebutkan, serangan cyber kali ini menyebabkan server .cn, domain China, crash.
Berdasarkan keterangan dari China Internet Network Information Centre (CNNIC), layanan resolusi domain nasional dihajar serangan distributed denial of service (DDoS) selama dua jam pada akhir pekan silam.
Seperti diketahui, resolusi nama domain merupakan kunci penting bagaimana internet bekerja, berperan dalam mengubah nama website menjadi sederet digit angka--alamat IP-yang dapat dikenali komputer. Di China sendiri, layanannya fokus pada website dengan extension .cn.
Serangan DDoS berupaya membebani server dengan sejumlah besar permintaan, sehingga mengganggu server bekerja. CNNIC menyebutkan, jenis serangan yang menimpa China untuk kedua kalinya ini adalah yang terbesar, tanpa diketahui siapa dalangnya.
"Resolusi sejumlah website terpengaruh oleh serangan ini, sehingga menjadi lambat bahkan tidak bisa diakses sama sekali," demikian pernyataan CNNIC.
Serangan cyber yang menimpa negara besar seperti China kerap dihubungkan dengan 'perang' cyber dengan negara pesaingnya. Dalam hal ini, China sering saling berbalas tudingan dengan Amerika Serikat.
Pemerintah Amerika Serikat beberapa kali menuding China telah dengan sengaja melakukan penyerangan terhadap situs pemerintahan dan bisnis negeri paman sam tersebut.
Tapi China membantahnya. Pemerintahan yang berpusat di Beijing menyebut tuduhan tersebut mengada-ada. China mengatakan, mereka sendiri kerap menjadi korban serangan internet.
(rns/fyk)