Penjualan Elektronik di Indonesia Tembus Rp 38,5 Triliun

Jakarta - Gabungan seluruh perusahaan elektronik di Indonesia mencatat penjualan produknya di sepanjang 2013 telah menembus Rp 38,5 triliun atau naik 11% dibanding tahun sebelumnya.

Demikian diungkapkan Ketua Gabungan Perusahaan Elektronik (Gabel) Ali Soebroto Oentaryo. Realisasi tersebut sayangnya masih di bawah target Gabel yang mengharapkan adanya pertumbuhan penjualan sebesar 15%.


Menurut Ali, perlambatan pertumbuhan penjualan terjadi sejak kuartal ketiga 2013 lalu. Salah satu pemicunya adalah pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar 20%. Hal itu menggerus pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga daya beli masyarakat terpukul.


"Depresiasi rupiah membuat harga jual elektronik impor naik 20%. Harga elektronik lokal juga terdongkrak, karena biaya produksi membengkak sekitar 20%. Sebagian komponen elektronik masih diimpor dengan menggunakan dolar AS," ujarnya seperti dikutip, Sabtu (11/1/2014).


Dijelaskannya, pabrikan elektronik tidak dapat langsung menaikkan harga jual sebesar kenaikan biaya produksi. Kenaikan harga dilakukan secara bertahap untuk menghindari kemerosotan penjualan. Tahap awal, kenaikan harga jual berkisar 2%-3%, kemudian naik lagi 2%-3%.


Ali khawatir, krisis rupiah bisa memicu kebangkrutan industri elektronik. Hal ini bisa terjadi jika pabrikan menahan kenaikan harga jual demi menjaga pertumbuhan pasar.


Selain menaikkan harga jual, pabrikan menyiapkan langkah lain untuk menyiasati efek pelemahan kurs. Salah satunya dengan melansir produk model baru dengan harga baru. Namun, hal ini membutuhkan tambahan investasi.Next


(rou/rou)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!