Ada Badai Matahari: Satelit Terganggu, Manusia Aman

Jakarta - Ada badai Matahari (solar flare) pada Rabu (8/1/2014) dini hari tadi sekitar pukul 01.30 WIB. Ada massa partikel Matahari yang terlontar karena badai itu. Yang jelas, badai matahari ini aman bagi manusia. Lalu apa saja efeknya?

"Posisinya (badai) hampir di tengah piringan Matahari, lontaran massa dari Matahari atau lontaran partikel energi tinggi Matahari berpotensi mengarah ke Bumi. Belum sampai sekarang. Kecepatan lontarannya 2 ribu km per detik. Diperkirakan dalam waktu 1,5 hari akan mencapai Bumi, diperkirakan besok siang mencapai lingkungan Bumi," kata peneliti utama LAPAN Prof Thomas Djamaluddin.


Hal itu disampaikan Thomas saat berbincang dengan detikcom, Rabu (8/1/2014). Adalah Coronal Mass Ejection atau Lontaran Massa Matahari menyertai badai di sang surya itu. Ada partikel energi tinggi yang akan sampai ke lingkungan Bumi, mengenai satelit komunikasi di luar angkasa hingga lapisan atmosfer.


"Dari segi sinar UV memang langsung ke Bumi itu masih dini hari. Yang nanti akan terpengaruh dalam waktu 1,5 hari adalah kemungkinan gangguan geomagnet, yang juga kemungkinan pada Ionosfer (salah satu lapisan atmosfer- red). Kami masih terus memantau. Secara langsung pada aktivitas manusia tidak ada dampaknya. Jangan khawatir, tidak membayakan aktivitas manusia," kata dia.


Dampaknya, ketika terjadi badai Matahari potensi terganggu ada pada satelit komunikasi dan mempengaruhi komunikasi radio gelombang pendek. Kalau satelit komunikasi itu berada di orbit, maka kemungkinan akan terganggu.


"Umumnya operator satelit sudah mempunyai pengaman itu. Kalau di ekuator seperti Indonesia hampir tidak ada dampaknya. Kalau komunikasi HP nggak ada (dampak), kecuali satelitnya terganggu. Sejauh ini satelit dilengkapi pengaman. Kemungkinan terganggu komunikasi radio gelombang pendek, masih dipakai antar daerah gelombang High Frequency karena gangguan di Ionosfer," kata dia.


Sedangkan di belahan Bumi di wilayah yang terletak di Lintang Utara, badai Matahari ini lebih rentan menimbulkan gangguan. Gangguan ini lebih pada mewaspadai jaringan listrik.


"Di wilayah dekat kutub, partikel energetik Matahari masuknya melalui wilayah kutub seringkali berpotensi memberikan muatan lebih pada jaringan listrik. Sehingga kalau sistemnya tidak diantisipasi bisa kejadian seperti tahun 1989 atau tahun 2000-an, terjadi travo itu terbakar," jelas Thomas.


(nwk/ash)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!