"UHD belum diikuti dengan teknologi kontennya. Sekarang konten paling mentok kan di Blu-Ray. Market belum bisa yang sampai gimana," kata Damien Kwok, Direktur Sales PT Wahana selaku distributor TV Philips, usai peluncuran Philips UHD TV, Rabu (26/2/2013).
Memang butuh waktu bagi UHD untuk bisa diakses lebih banyak konsumen, termasuk pembentukan ekosistemnya, terutama soal konten untuk TV berteknologi baru ini. Untungnya tahapan itu mulai terlihat, misalnya saja Piala Dunia tahun ini dan pergelaran Olimpiade 2016 yang bakal disiarkan dalam format UHD
"Katanya Sony bakal bikin siaran Piala Dunia dengan format 4K2K (UHD). Cuma masalahnya, valuenya apa. Untuk playernya Blu-Ray, belum maksimal digunakan Ultra HD," sebut Damien.
Sementara itu, Managing Director Commercial Organization APMEA TP Vision--joint venture TPV Technology dengan Philips--Singapore Pte Ltd, Goh Sian Ee, menilai kemunculan TV UHD atau 4K2K menarik, apalagi bertepatan dengan momen Piala Dunia 2014.
Menurutnya konsumen saat ini sangat peduli akan konten. Philips dikatakannya memahami konsumen, sehingga memberikan sejumlah pilihan bagi mereka.
"Pertama, Anda beli ini (TV UHD) sekarang, dalam 6-7 tahun ke depan Anda tak harus mengganti TV. Kemudian 4K2K ini, saya rasa orang-orang akan bersemangat. Oke, 4k2k dan ada Piala Dunia, mereka ingin membelinya," ujarnya optimistis.
Damien kemudian menambahkan, teknologi TV UHD pun bisa digunakan mengakses konten full HD yang sekarang mulai banyak.
Sama seperti perkembangan konten full HD, konten UHD ke depannya pun akan semakin banyak dan semakin mudah didapatkan. "Ke depan kalau kontennya semakin banyak, TV-nya udah ready," tutupnya.
(rns/eno)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!