Indonesia Rentan Malware, Ini Langkah Antisipasinya!

Singapura - Indonesia kini ternyata dicatat memiliki tingkat infeksi malware yang sangat tinggi, dan bahkan salah satu yang tertinggi di dunia. Apa yang harus dilakukan agar tak jadi korban?

Hal itu terungkap dalam data keamanan teranyar Microsoft berdasarkan observasi dari produk-produknya sepanjang 2013, sebagaimana dipaparkan oleh Direktur Trustworthy Computing Microsoft Tim Rains yang ditemui detikINET di kantor Microsoft, Singapura.


Dikatakannya, dalam kuartal keempat 2013 lalu saja 58,7% sistem di Indonesia punya kecenderungan terinfeksi. "Angka itu amat tinggi, salah satu yang tertinggi di dunia," ujarnya.


Dari sejumlah kategori ancaman di antaranya virus, trojan, dan worms, persentase kecenderungan terinfeksi yang dimiliki Indonesia pun lebih tinggi dari persentase di dunia. "Itu merisaukan karena artinya bukan cuma satu hal yang berhasil, para penjahat juga mencoba segala hal," kata Rains.


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan pengguna untuk mengantisipasi. Salah satunya tentu saja adalah dengan menggunakan antivirus terpercaya dan secara berkala melakukan update saat dimungkinkan. Update itu sendiri, tegas Rains, juga mesti dilakukan pengguna terhadap piranti lunak penting seperti Java dan Adobe, "karena kita tahu itu yang biasa dijadikan target."


Khusus untuk user Windows, ia pun mengingatkan bahwa pengguna sebaiknya melakukan update via Microsoft Update yang sifatnya lebih menyeluruh ketimbang Windows Update.


Rains kemudian menyatakan bahwa penggunaan browser tidak kalah penting. Dengan kian lazimnya penggunaan firewall saat ini, sistem sudah jadi lebih sulit ditembus. Itulah mengapa kini ancaman cenderung mengarah pada web based, mengingat firewall itu toh akan dilewati oleh pengguna sendiri dengan browser yang digunakannya menuju situs web tujuan.


"Pakailah browser modern dengan pengamanan seperti Smart Screen Filter di Internet Explorer 10 dan 11. Menggunakan browser apapun, pastikan ada fitur semacam itu," tegas Rains.


Di Indonesia software bajakan, termasuk sistem operasi Windows ilegal, amatlah marak. Rains mengingatkan ada kaitan yang amat signifikan antara penggunaan piranti lunak bajakan dengan malware, membuat versi ilegal tidak akan seaman yang resmi. Risiko itu secara khusus tentu berlaku untuk pemakai Windows bajakan, meski sebenarnya Microsoft masih "berbaik hati".


"Kabar bagusnya adalah meski pakai Windows bajakan, tetap bisa dapat Security Updates dan Malware Removal Tools. Walaupun pakai versi tak resmi, tetap mesti pakai Security Updates karena bisa membantu," bebernya. (krs/rou)