OnePlus One dibekali prosesor Snapdragon 801 dengan kecepatan 2.5 GHz, RAM 3 GB, pilihan memori internal 16 GB dan 64 GB, serta kamera 13 MP dengan lampu flash dual-LED. Sedangkan layarnya berbentang 5,5 inch resolusi full HD (1920x1080 pixel) dengan kepadatan 401 ppi (pixel per inch).
Melihat spesifikasi tersebut, dipastikan hanya dapat diimbangi oleh ponsel kelas atas selevel Galaxy S5, Xperia Z2, ataupun HTC One M8. Namun tentunya konsumen harus merogoh kocek yang tak sedikit bila menginginkan ponsel-ponsel ternama tersebut. Berkebalikan dengan OnePlus One yang hanya dibanderol setengahnya oleh pembesutnya.
Peter Lau, CEO OnePlus pun mengungkap kenapa One bisa dibanderol terjangkau. Dirinya menjawab hal itu dimungkinkan karena OnePlus menjual One setara harga produksinya. Atau boleh dibilang OnePlus mengambil margin keuntungan yang sangat kecil dari tiap ponsel One yang terjual.
Selain itu demi memangkas harga jual OnePlus One agar tidak berselisih jauh dari biaya produksinya, anggaran pemasarannya pun ditekan. Lau lebih memilih melakukan marketing campaign melalui jalur online dengan memanfaatkan interaksi terhadap pengguna internet.
“Daripada menempatkan uang terhadap anggaran pemasaran yang besar, kita berfokus pada pemasaran online dan interaksi masyarakat. Daripada bekerja sama dengan mitra ritel, kami mengandalkan penjualan perangkat melalui jalur online,” ujarnya, seperti dilansir Ubergizmo, Kamis (15/5/2014).
OnePlus One saat ini dijual seharga USD 299 atau sekitar Rp 3,4 juta untuk yang versi 16 GB dan USD 349 atau setara Rp 4 juta untuk yang versi 64 GB.
(yud/yud)
