Pantau Pemilu, Bawaslu Andalkan Teknologi Avaya

Jakarta - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) ternyata mengandalkan teknologi video conference untuk mengurangi biaya dan kompleksitas dalam pengawasan Pemilu di 33 propinsi di Indonesia.

Dengan beralih ke Avaya Scopia, seperti detikINET kutip dari keterangan pers, Minggu (7/9/2014), pekerjaan menjadi lebih efisien karena biaya komunikasi diklaim turun hingga 200% dibandingkan solusi sebelumnya.


“Sebagai organisasi yang didanai masyarakat, kami memiliki tanggungjawab untuk bekerja dengan biaya sehemat mungkin. Scopia memberi kami kemampuan untuk menghemat biaya komunikasi video, dan meningkatkan penggunaannya,” kata M Idham, Kepala Keamanan Jaringan TI Bawaslu.


Dengan jumlah pemilih sekitar 187 juta, Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia -- tetapi juga salah satu yang paling kompleks secara geografis. Negara ini terdiri dari 33 propinsi dan lebih dari 1300 pulau, termasuk Jawa sebagai pulau terpadat di dunia, dan ada juga pulau-pulau dengan tingkat populasi terendah di dunia.


Pemilu 2014


Sejak tahun 1999, Indonesia telah melakukan reformasi yang substansial pada sistem pemilunya. Pada tahun 2004, Indonesia mengadakan pemilu presiden pertama; pada Juli 2014, pemilu presiden dilakukan untuk ketiga kalinya, setelah pemilu legislatif pada April 2014.


Bawaslu adalah organisasi yang bertanggungjawab mengawasi Pemilu, dan memastikan Pemilu berjalan secara bebas dan adil. Peran Bawaslu dimulai sebelum pendaftaran pemilih dan calon, dan berlanjut pada saat penghitungan suara, hingga saat pelantikan presiden baru, dan peran tersebut diakui secara nasional maupun internasional sebagai bagian yang vital dari proses secara keseluruhan.Next


(rou/rou)