"Di Korea Selatan dan Amerika Serikat itu bisa maju industri kreatifnya karena Presidennya di garis depan untuk menghadirkan broadband for all," kata Nonot Harsono, Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dalam talkshow IndoTelko Forum di Kembang Goela, Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Nonot setuju, Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi memerlukan kementerian teknis yang bisa mewujudkan hadirnya tata kelola bisnis yang sehat dan pembangunan infrastruktur untuk mendorong ekonomi broadband.
"Selama kita belum jelas maunya ke mana, susah nanti ke depannya mengarahkan ICT kita mau dibawa ke mana. Pemerintah mendatang harus tahu perannya ditempatkan sebagai apa untuk memajukan ICT," tegasnya.
Ia juga ikut menyarankan, pemerintah mendatang harus memberikan perhatian yang lebih kepada sektor ICT dengan lebih mendorong perannya menumbuhkan perekonomian dengan tidak hanya memandang sebagai obyek pajak.
"Kita tahu penetrasi broadband akan signifikan meningkatkan perekonomian suatu negara. Kalau semangatnya mencari pendapatan negara bukan pajak, tidak akan tercapai semua itu. Kita harus percaya dengan konsep membangun ekosistem ICT akan menurunkan banyak manfaat bagi perekonomian. Istilahnya, pemerintah menikmati nanti di belakang, bukan di depan," katanya.
Siap Jadi Menkominfo
Nama Nonot belakangan juga ikut diapungkan untuk jadi salah satu kandidat pengganti Tifatul Sembiring. Di sela acara talkshow 'Mendorong ICT Menumbuhkan Ekonomi Negeri' ini, banyak peserta yang menanyakan hal itu kepadanya. Siapkah jika diminta Jokowi untuk jadi Menkominfo?
"Ya kalau ditanya siap apa tidak, ya harus siap. Tapi nggak boleh senang. Seperti anak sekolah saja dikasih tugas, nggak senang pun harus tetap dikerjakan," kata Nonot yang punya latar belakang akademisi ini dalam perbincangan santai usai acara.
(rou/ash)