Kembali ke Akar Potensi Game Sesungguhnya

Essen - Jam 09.30-10.00 pagi itu adalah jadwal bagi setiap peserta terpilih untuk bisa mempersiapkan berbagai board game yang dimiliki untuk Novelty Show atau sebuah pre-event exclusive untuk menampilkan berbagai board game terbaru secara khusus bagi kalangan publisher dan pers internasional.

Tepat pukul 10:00, lima buah board game asal Indonesia: Mat Goceng, Mahardika, Festival of Indonesia, Kucing Sumput, dan Mash-Up Monster hadir di Novelty Show Essen SPIEL'14.


Tidak begitu lama, kalangan pers dan publisher internasional mulai berdatangan dan banyak di antaranya cukup terkejut sekaligus sangat tertarik melihat ada 5 board game Indonesia menjadi bagian dari SPIEL'14. Satu pertanyaan menarik muncul ketika diskusi dengan mereka: apakah board game benar-benar bisa diterima di Indonesia?


Beberapa di antara kita mungkin masih memiliki pengalaman memainkan monopoli, ludo, halma, ular tangga, kuartet, dan berbagai jenis board/card game lainnya bersama dengan rekan dan keluarga.


Merunut pada akar budaya kita sendiri, di berbagai daerah kita memiliki ragam permainan tradisional yang umumnya selalu dimainkan bersama-sama. Berbagai game yang pada awalnya kita kenal sebagai media untuk memotivasi interaksi sosial yang positif .


Saat ini, perkembangan teknologi informasi mungkin telah menggeser persepsi kita tentang game itu sendiri.


Game yang awalnya kita lihat sebagai media untuk memotivasi interaksi sosial yang positif kemudian hanya kita lihat sebagai sebuah media hiburan semata. Next


(ash/ash)