"Ada urusan bisnis di sini. Sekalian nyari iPhone 6 Plus," kata Ros yang bertemu detikINET di Apple Store di Fifth Avenue, New York, Kamis (9/10) pekan kemarin.
Saat memasuki lobi Apple Store yang nyentrik, terbuat dari kaca transparan berbentuk kubus, keramaian langsung terlihat. Mereka sedang menjajal display iPhone 6 maupun produk Apple yang lain. Belasan pramuniaga Apple yang masih muda-muda berbalut kaos poloshirt biru tua sigap mendekati pelanggan yang membutuhkan informasi.
"Saya diberitahu mereka. Katanya, silakan Anda mengantre pukul 5 pagi. Jam 8 toko kami buka dan kami layani" ucap Ros sambil melirik jam di tangan, pukul 5 sore.
Paginya antrean belum menjadi jaminan menyabet iPhone 6+ bisa dibawa pulang. Sebab, kurang dari dua jam langsung ludes. "Sejaman habis. Ngantrenya 3 jam," kata Ros pikir-pikir.
Akhirnya ia memilih untuk membeli iPhone 6 Plus di luar Apple Store. Harganya terbilang jauh lebih mahal dari di gerai aslinya. "Lebih mahal hingga 2 jutaan," imbuhnya.
Karena ragu-ragu dan shock melihat 'sadisnya' perjuangan memperoleh iPhone 6 Plus di Apple Store, ia mengurungkan niatnya. Tetapi pikirannya berubah ketika transit di Hongkong saat pulang. Ia membeli iPhone 6 Plus 128 GB di bandara Hongkong kendati jauh lebih mahal dari di Apple Store New York.
(Ari/ash)