"Kami adalah platform terbuka untuk kebebasan berekspresi. Begitu terbukanya, Twitter tidak memihak. Platform kami tidak memihak. Twitter terbuka bagi semua pihak kapan pun," tegas Vice President Global Public Policy Twitter Colin Crowell.
Dengan sifat keterbukaannya, menurut Colin, menjadikan Twitter platform yang menarik bagi siapa saja. Ketika berbicara soal hashtag, banyak orang salah mengerti bagaimana sebuah topik bisa menjadi tren kemudian menghilang.
"Lagi-lagi, kami katakan bahwa kami tidak memanipulasi trending topic. Itu adalah cara algoritma bekerja," kata Colin lagi saat berbincang dengan sejumlah media di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta pekan ini.
Dipaparkan Colin, trending topic lebih ditentukan berdasarkan lonjakan tweet terhadap suatu topik, bukan berdasarkan total kepopuleran tweet. Sebuah tweet bisa bertengger lama menjadi tren, namun kemudian turun dengan sendirinya jika tidak ada lonjakan angka tweet.
"Itu sebabnya kami juga menyediakan link terkait bagi pengguna yang menjelaskan bagaimana cara trending topic bekerja," ujarnya.
Dalam kesempatan ini Colin juga sempat menceritakan bahwa pernah terjadi masalah serupa di Amerika Serikat (AS). Saat isu demonstrasi Wall Street 2011 silam, muncul spekulasi Twitter sengaja menghilangkan hashtag yang ramai ditweet saat gerakan terjadi.Next
(rns/ash)