5 Cara Seru Berburu Patung-patung Kota yang Unik




Patung kontemporer di pusat bisnis Da-Dong, Jungg-gu, Seoul (ari/detikINET)


Jakarta - Patung, dalam sisi popularitasnya, hampir menyamai sebuah monumen dan penanda kota lain yang ikonik. Sebut saja patung Liberty di New York, Sphinx di Mesir, Merlion di Singapura, patung-patung Budha di Bangkok dan Angkor Wat hingga patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Tidak hanya dalam bentuk yang super jumbo, patung-patung dalam bentuk yang relatif kecil juga cukup populer seperti patung 'Pietta' karya Michelangelo. Atau patung yang lebih detail dan sangat khas yang mudah ditemui di dinding-dinding bangunan tua di Prancis maupun di Italia.


Sehingga sudah jamak bila para fotografer ikut memasukan daftar patung unik saat hunting ataupun traveling ke suatu kota. Terlebih dengan semakin banyaknya patung bergaya kontemporer yang unik, berburu patung makin banyak digemari.


Nah, supaya foto-foto patung tidak membosankan, ada kiat khusus. Tidak lain supaya patung-patung tersebut terlihat 'bernyawa' dan 'hidup'. Juga tetap mempunyai kharismanya, meski sudah ditransfer dalam selembar foto.


Untuk mendapat aura patung tersebut, syarat utama saat membidik patung dengan kamera yakni jangan pernah menganggap patung sebagai benda mati. Sebab patung itu dibuat oleh seniman yang tidak ingin karyanya teronggok begitu saja namun turut menghidupkan suasana kota.


Berikut 5 kiatnya:


1. Cari dan fokuskan kamera pada mata patung. Kenapa mata? Sebab, bahasa mata, seperti mata manusia, dapat mewakili suasana kebatinan dan aura secara keseluruhan si patung tersebut. Tangkap emosi yang terpancar lewat mata maupun wajah patung dengan baik.


2. Perhatikan bahasa tubuh (gesture) patung dan bidik lewat kamera dengan seksama. Gesture tersebut tidak dibuat dengan sembarangan oleh sang seniman pematung. Tiap lekuk gesture mewakili semangat zaman, ide, cerita, dan juga ketelitian teknis sang seniman.


Kalau tidak mempunyai waktu lama, biarkan naluri spontan menunjukan angle terbaik untuk memotret. Teknik paling aman yakni dengan memotret frontal dari depan seperti pada pemotretan model. Gunakan diafragma lensa pada bukaan kecil seperti f/8 atau f/9.


3. Untuk patung-patung kontemporer atau patung yang tidak mengambil tema moral atau fabel seperti dalam patung klasik, fokuskan kamera untuk mencari komposisi fotografi yang menarik.


Sebab, patung-patung kontemporer biasanya sudah didesain sedemikian rupa sehingga warna, tekstur dan bentuknya nyaman dilihat dan fotogenik.


Karena sudah terbantu dengan subjek yang menarik tersebut, fotografer tinggal mencari angle yang atraktif dan representatif. Sehingga gambar yang dihasilkan mampu merekam detail dan cerita patung tersebut.


Untuk mengasah kemampuan reflek mata melihat sisi-sisi yang menarik, disarankan untuk sering mendatangi pameran seni instalasi. Juga berbagai museum yang menyimpan berbagai benda seni yang menarik. Melihat karya fotografer lain juga patut dijadikan referensi.



Patung pekerja di pusat kota Seoul.


4. Besar-kecil ukuran patung bernilai sama di hadapan kamera. Baik patung setinggi Patung Kristus Sang Penebus di Brazil maupun patung relief di koin kuno di China, nilainya sama yakni selebar viewfender/LCD.


Artinya tetap fokus ke hal besar dengan tidak meremehkan hal-hal yang kecil dan detail. Pastikan patung besar atau kecil bila di jepret dengan baik, akan mempunyai 'woww effect' yang sama-sama memukau .


Yang pasti, bila patung yang hendak dibidik berukuran raksasa dan hendak memotret secara keseluruhan, maka jangan terlalu dekat. Ambil foto landscape terlebih dahulu dari kejauhan, lalu mendekat untuk merekam lebih close-up dan terus mendekat untuk cerita lebih detail.


5: Perhatikan sekeliling patung. Apakah patung tersebut berdiri sendiri seperti dalam museum ataukah bagian dari tata letak kota seperti di pinggir jalan.


Bila patung tersebut berdiri sendiri, maka tidak banyak hambatan. Namun bila patung merupakan bagian dari identitas kota dan berada di ruang publik, maka tantanganya cukup menarik. Sebab, fotografer diharapkan mampu merekam patung tersebut dalam suasana kota tersebut: apakah si patung itu menjadi foreground, background ataukah pusat cerita dalam sebuah foto kota.



Patung kerbau biru di jalan Veteran I, Jakarta.



Patung di depan reruntuhan gereja di kawasan kota tua Macau.



Patung perempuan dalam sebuah pameran di Jakarta.


( Ari / ash )


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!