BlackBerry (Ist.)
Jakarta - Pabrik BlackBerry memang tidak terdapat di Indonesia. Padahal penjualan ponsel ini di Tanah Air boleh dibilang ciamik sehingga mungkin banyak yang kecewa produsen asal Kanada itu memilih negara lain sebagai basis produksi.
Menanggapi hal itu, pihak BlackBerry yang dulunya bernama Research in Motion punya alasan tersendiri. Meskipun tidak membangun pabrik, BlackBerry mengklaim sudah melakukan beragam investasi di Indonesia.
"Alasan untuk membuat pabrik di tempat tertentu karena pertimbangan efektifitas bisnis. Misalnya terkait partner-partner untuk mendukung produksi. Jadi tidak mungkin pabrik berdiri di setiap negara," kata Yolanda Nainggolan, PR Manager BlackBerry Indonesia kepada detikINET.
Yolanda menyatakan investasi BlackBerry di Indonesia belum dalam bentuk pendirian pabrik, akan tetapi dalam aktivitas yang lain. Misalnya membantu pengembangan industri aplikasi mobile.
"Kami membangun BlackBerry Innovation Center di ITB misalnya, dengan investasi USD 5 juta. Mahasiswa di sana bisa develop aplikasi kemudian memasarkannya di toko aplikasi BlackBerry World," sebut Yolanda.
Yolanda juga menyinggung berdirinya pusat servis resmi BlackBerry Expert Center yang membuka sejumlah lapangan kerja. Menurutnya, hal itu juga sebuah bentuk investasi dari BlackBerry.
"Memang berdirinya pabrik dianggap membuka lebih banyak lapangan kerja. Namun pusat servis seperti ini juga membutuhkan cukup banyak orang," tuturnya.
Pangsa pasar BlackBerry di Indonesia sendiri memang sangat besar. Menurut Yolanda sampai akhir 2012, market share BlackBerry masih di atas 50% pada segmen smartphone mengutip data Gfk.
( fyk / ash )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!