Data yang dibobol pelaku adalah data soal 79 ribu bendungan yang tersebar di Amerika Serikat. Data tersebut termasuk informasi bangunan, dan jumlah warga di sekeliling waduk tersebut. Hal ini memungkinkan si pemilik data bisa memperkirakan berapa jumlah korban jika bendungan tersebut jebol.
Data ini sejatinya hanya bisa diakses oleh pemerintah, namun warga sipil dengan kebutuhan tertentu pun boleh melihatnya. Tapi sangat dilarang untuk didownload.
Tidak diketahui siapa pelaku pembobolan tersebut. Namun yang jelas sang hacker sudah masuk ke dalam sistem sejak awal Januari 2013, dan baru terdeteksi 4 bulan setelahnya. Jadi bisa dibayangkan, berapa banyak data yang berhasil diintip oleh pelaku.
"U.S Army Corps of Engineers menyadari bahwa seseorang telah mengakses data National Inventory of Dams (NID), dan mengambil data sensitif yang tidak boleh dilihat publik," aku Pete Pierce, juru bicara Army Corps of Engineers. Seperti dikutip detikINET dari Wired, Jumat (3/5/2013).
Paska kebobolan ini sistem keamanan database inventaris bendungan itu telah diperbaiki. Pemerintah setempat pun berupaya untuk mencari data yang dicuri itu, karena jika sampai jatuh ke tangan yang salah, akibatnya bisa sangat fatal.
Baca juga:
-. Mereka yang Jadi Bulan-bulanan Hacker China
-. Mengenal Anonymous, Grup Hacker Paling Berpengaruh di Dunia
-. 5 Negara dengan Tentara Cyber Terkuat
(eno/ash)