Hal ini diakui Telkomsel. Dikatakan Jajang Munajat, Head of Mobile Games and Entertainment Division Telkomsel, sisi baiknya adalah operator telekomunikasi kini berlomba membangkitkan industri konten aplikasi.
"SMS, voice turun. Sebaliknya, data terus tumbuh. Orang sekarang lebih suka pakai aplikasi seperti Line, WhatsApp, KakaoTalk dan lain-lain. Ini sebenarnya bukan membunuh revenue, tapi menyasar sumber revenue lain dari aplikasi," kata Jajang berbicara di acara developer Nokia dan Microsoft di Hotel JS Luwansa, Jumat (3/5/2013).
Bekerjasama dengan Nokia dan Microsoft, Telkomsel pun kini punya program Teman Dev yang merupakan singkatan dari Telkomsel Application Developer. Melalui program ini, Telkomsel ingin ikut serta mengembangkan konten lokal.
Pada intinya, Telkomsel membantu membangun ekosistem untuk developer agar memanfaatkan akses tersebut dalam membuat dan memasarkan aplikasi. Menurutnya, Nokia dan Microsoft memiliki device dengan OS yang hebat, Telkomsel memiliki pelanggan dan jaringan yang bisa diandalkan, dan developer memiliki aplikasi menarik. Dengan demikian, kolaborasi ini akan menarik dan saling menguntungkan.
"Kami punya pelanggan 120 juta orang, kami punya direct access ke pelanggan. Kami tahu pelanggan mana yang menggunakan Windows Phone, profilnya lengkap. Jadi kami bantu, kami tawarkan ke mereka," kata Jajang.
Dikatakan Jajang, selain mempromosikan, Telkomsel juga memungkinkan aplikasi yang dibuat para developer bisa dibeli dengan mudah melalui mekanisme billing integration. Dengan cara ini, pengguna Indonesia yang tidak umum memakai kartu kredit, bisa membeli aplikasi dengan cara dipotong dari pulsa.
(rns/ash)