Pangeran Arab Tak Mau Jual Sahamnya di Twitter

Dubai - Pangeran kaya dari Arab Saudi, Alwaleed bin Talal, tidak berencana melepas kepemilikan sahamnya di Twitter saat raksasa jejaring sosial itu melepas saham ke pasar melalui penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO).

Hajatan masuk pasar modal itu diperkirakan akan terlaksana pada awal 2014. Keponakan Raja Abdullah dari Arab Saudi itu menanam modal sebesar US$ 300 juta (Rp 3 triliun) melalui perusahaan investasi miliknya, Kingdom Holding, pada 2011 silam.


"Sudah jelas dengan perkembangan mereka yang pesat, cepat atau lambat pasti akan IPO juga. Saya rasa IPO ini akan terjadi di awal 2014," kata Alwaleed kepada Reuters dalam wawancara via telepon, Senin (16/9/2013).


"Twitter adalah investasi yang sangat strategis bagi kami. Kami percaya ini baru awal saja dan kami sudah berinvestasi US$ 300 juta di perusahaan ini. Kami tidak akan menjual sama sekali, tidak satu lembar pun saat IPO nanti," tambahnya.


Namun sayangnya, ia tidak menyebutkan apakah akan menambah kepemilikan sahamnya dengan membeli di pasar saat Twitter melangsungkan IPO nanti. Selain di Twitter, Kingdom Holding juga punya kepemilikan saham di Citigroup dan News Corp milik Rupert Murdoch.


Seperti diketahui, Twitter sudah mengirimkan dokumen IPO kepada otoritas pasar modal Amerika Serikat (AS). Masuknya Twitter ke lantai bursa paling dinanti para pelaku pasar setelah sebelumnya kecewa dengan IPO Facebook.


"Dengan 300 juta akun pelanggan, Twitter menghasilkan setengah miliar tweet setiap harinya, potensi pertumbuhannya masih sangat besar," katanya.


(ang/eno)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!