Menurut Ivan Cahya Permana, VP Technology and System Telkomsel, di atas kertas, smartphone kelas atas yang beredar di Indonesia sejatinya sudah mendukung teknologi LTE.
Hanya saja, kemampuan teknologi komunikasi 4G tersebut tak lantas dibuka oleh vendor pembesutnya. Melainkan masih 'diikat' karena belum mendapat restu regulator.
"Masih banyak perangkat LTE di Indonesia yang belum dibuka (konektivitas LTE-nya). Misalnya iPhone 5 dan BlackBerry Z10 yang dijual di Indonesia. Vendor seperti Apple hanya membuka LTE di iPhone 5 untuk operator yang sudah punya izin regulator," kata Ivan.
"Sedangkan di Indonesia kita masih sebatas trial, belum mendapat izin regulator," lanjutnya.
Ahasil, operator belum bisa melepas kecepatan tinggi yang ada di LTE kepada para pelanggan, karena belum mendapat restu pemerintah.
Pun demikian, bukan berarti operator berdiam diri. Menyambut KTT APEC di Bali, Telkomsel dan XL Axiata coba menggelar trial LTE di Pulau Dewata.
Memang ini masih sebatas uji coba, namun kedua operator tersebut seraya ingin menegaskan jika mereka siap untuk merealisasikan mimpi LTE di Indonesia.
"Kita sengaja membuka trial LTE untuk para delegasi KTT APEC. Jadi mereka biar merasakan langsung kecepatan LTE di Indonesia," lanjut Ivan.
"Acara ini sekaligus menyatakan bahwa kita siap. Kalau tidak pasang LTE dan baru hadir masih lama lagi, kita bisa dianggap terbelakang," sindirnya.
LTE merupakan evolusi teknologi seluler generasi keempat (4G) yang telah diluncurkan secara komersial oleh 213 operator di 81 negara di dunia, di mana 43 persen di antaranya menggelar layanan ini di frekuensi 1800 MHz (sumber: gsacom.com-July 2013 ).
(ash/fyk)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!