Slot Orbit Satelit Dicabut, Indosat Rugi Rp 2,9 Triliun

Jakarta - President Director & CEO Indosat Alexander Rusli angkat bicara soal dicabutnya slot orbit 150.5 BT yang saat ini masih dihuni Satelit Palapa C2. Menurutnya, tak hanya Indosat yang rugi USD 250 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun, namun pemerintah juga ikut kena imbasnya.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Kominfo telah mengirimkan surat resmi untuk mencabut hak kelola slot orbit yang sebelumnya dikuasakan ke Indosat. Surat yang ditandatangani Menkominfo Tifatul Sembiring ini telah dikirimkan akhir September lalu.


Indosat yang mendapati kenyataan ini, tak rela slot orbitnya dicabut. Diakui oleh Alex, panggilan akrab Alexander Rusli, Indosat pun telah berupaya memperjuangkan slot orbit tersebut demi kepentingan Satelit Palapa E yang nantinya diluncurkan di 2016 untuk menggantikan Satelit Palapa C2 yang habis masa orbitnya.


"Kami telah mengirimkan surat untuk meminta klarifikasi lebih jauh soal rencana itu. Kalau ditanya kerugiannya, yang pasti besar banget. Bukan cuma Indosat yang rugi, tapi pemerintah juga. Di Indosat kan ada 14% saham negara," sesal Alex saat dihubungi detikINET, Kamis (3/10/2013).


Ia pun mengingatkan, jika pemerintah akan menarik slot orbit itu maka Indosat akan menderita potensi kerugian sekitar USD 200 juta hingga USD250 juta. Angka itu dari hitung-hitungan biaya pembuatan dan peluncuran satelit baru Palapa E.

"Angka yang pasti dari uang muka ke Orbital yang sudah kita setorkan untuk membuat satelit dan peluncurannya" katanya.


Alex juga menegaskan, saat ini slot orbit 150.5 BT masih dihuni oleh satelit Palapa C2 milik Indosat. "Itu satelit masih aktif dan ada pelanggannya. Kita masih mendapatkan pendapatan dari sewa transpondernya," ujarnya.




Sebelumnya, dalam rangka menunjukkan komitmen mengembangkan slot orbit 150.5 BT, Indosat telah menandatangani perjanjian dengan Orbital Sciences. Orbital Sciences Corporation adalah perusahaan dari Amerika Serikat yang digandeng Indosat untuk proses desain, produksi dan peluncuran satelit Palapa-E pada 2016 nanti yang akan menggantikan satelit Palapa C2.




Orbital juga tengah mencarikan fasilitas kredit ekspor bagi pendanaan satelit Palapa-E karena Indosat hanya mampu menalangi dari dana internal sekitar USD 50 juta dari total investasi sekitar USD 200 juta hingga USD 250 juta.




Belum lama ini, Indosat juga menandatangani nota kesepakatan dengan perusahaan satelit asal jepang, Sky Perfect JSAT untuk meningkatkan nilai komersial dari slot orbit 150.5 BT. Hasil kerja sama dengan perusahaan maka Indonesia akan memiliki akses terhadap filing Ku-Band.


(rou/rns)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!