Hikmah di Balik Telatnya Realisasi LTE

Nusa Dua, Bali - Indonesia memang kalah cepat mengimplementasikan teknologi Long Term Evolution (LTE) dibandingkan banyak negara lain. Namun sejatinya, ada hikmah yang bisa dipetik dari kondisi ini.

Menurut Direktur Network Telkomsel Abdus Somad Arief, Indonesia bisa belajar dari negara-negara yang sudah menggelar layanan LTE. Negara tersebut pastinya memiliki benchmark dan model bisnis yang sudah dikaji. Termasuk hambatan yang bakal, atau bahkan yang telah mereka lalui.


Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah inisiatif untuk mempersiapkan ekosistem LTE. Jadi ketika teknologi komunikasi generasi keempat (4G) itu terealisasi, hal ini bisa diiring oleh optimalisasinya.


"Ini yang saya bilang hikmah telat dari menerapkan LTE. Kita bisa belajar dari negara lain yang sudah berjalan. Untuk itu, Telkomsel selain membangun infrastruktur, kita juga membangun ekosistemnya," kata Asa, panggilan akrab Abdus Somad Arief, kepada detikINET di Nusa Dua, Bali.


Asa pun berkaca dari performa banyak operator yang belum optimal mendapatkan revenue dari non-infrastruktur. Padahal di sisi lain, ekspansi pembangunan jaringan operator begitu cepat.


Hanya segelitir operator yang bisa memanfaatkan aset non-infratruktur untuk mendatangkan revenue. Salah satu yang sukses adalah NTT Docomo, operator asal Jepang.


"Lebih dari separuh revenue NTT Docomo didapatkan dari portofolio yang baru. Tidak banyak operator yang sukses seperti itu. Kebanyakan berhasil bangun infrastruktur, tetapi tidak berhasil mendapatkan revenue dari yang lain," jelasnya.Next


(ash/rou)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!