Geliat e-Money dan Kendalanya di Indonesia

Jakarta - Kemudahan akses telekomunikasi membuat layanan uang digital alias e-money punya prospek cerah di Indonesia. Namun sayangnya, belum semua lapisan masyarakat bisa ikut menikmatinya. Apa kendalanya?

Menurut catatan lembaga riset telematika Sharing Vision, 68% dari 246,9 juta penduduk Indonesia ternyata belum memiliki rekening bank. Sementara 80,4% penduduk berusia 15 tahun ke atas tidak memiliki akun sektor keuangan formal.


Disebutkan pula, Bank Indonesia pada tahun 2011 juga pernah merilis data, bahwa 52% dari rumah tangga di Indonesia belum memiliki simpanan di lembaga keuangan.


Di sisi lain, kondisi ini jelas telah menciptakan kesenjangan finansial yang sangat besar. Pasalnya, jumlah pengguna kartu kredit, internet banking, dan mobile banking di Indonesia pada tahun 2013 tumbuh pesat, masing-masing 14,67 juta pengguna, 5,7 juta, dan 16,5 juta


Jika dilihat dari pasokan perbankan, layanan e-money ini sudah disediakan oleh 36% bank di Indonesia. Sementara mobile banking 73%, kartu debit 95%, internet banking 82%, dan seterusnya.


"Akan tetapi, pertumbuhan pesat ini hanya terjadi di kota-kota besar saja. Indonesia perlu terobosan layanan perbankan ke masyarakat. Solusi yang paling tepat, ya branchless banking," kata Chairman Sharing Vision, Dimitri Mahayana, belum lama ini.


Apa itu Branchless Banking?Next


(rou/tyo)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!