Selain kemudahan urusan pajak, Vietnam juga punya faktor lain yang membuatnya kian diminati investor, yakni buruh murah dan lokasi strategis. Belakangan, ada indikasi beberapa perusahaan global ingin mengalihkan basis produksinya dari China ke Vietnam.
Di China, upah buruh meningkat sekitar 10% sampai 15% per tahun. Nah, upah buruh di Vietnam lebih rendah dan banyak tersedia pekerja usia muda. Para perusahaan pun tertarik membuka pabrik di sana dengan pertimbangan ongkos produksi lebih rendah.
"Negara ini politiknya stabil dan memiliki kalangan pekerja muda yang makin baik pendidikannya. Seperti Korea, Vietnam memahami apa yang dibutuhkan untuk membangun kembali ekonomi setelah mengalami masa perang yang merusak," demikian pernyataan LG yang juga punya pabrik di Vietnam.
Menurut survei External Trade Organization, upah dasar buruh di China pada tahun 2012 adalah USD 466. Sedangkan di Vietnam cukup jauh di bawah, hanya USD 145. Tidak heran jika Vietnam dilirik banyak perusahaan.
Selain LG dan Samsung, beberapa perusahaan global berdatangan di Vietnam. Intel telah membuka pabrik perakitan dan uji coba di Ho Chi Minh City pada tahun 2010. Sedang Nokia menyatakan pabriknya di Hanoi yang memproduksi ponsel akan beroperasi penuh di kuartal III 2014.
"Tren perusahaan yang beralih ke Vietnam dari China sepertinya akan berakselerasi dalam dua atau tiga tahun, terutama karena lebih tingginya ongkos karyawan di China. Vietnam sungguh agresif mengembangkan industrinya sekarang," kata Lee Jung Soon dari Korea Trade-Investment Promotion Agency.Next
(fyk/ash)