Rental PS Masihkah Digandrungi?

Jakarta - Keberadaan PlayStation di Indonesia sudah tidak asing lagi. Sejak pertama masuk di pasar Tanah Air tahun 1997 silam, PlayStation (PS) dengan cepat langsung menggeser penjualan NES dan Sega.

Sejak dulu perangkat game besutan Sony itu masuk ke dalam kategori barang mewah, sehingga tidak semua kalangan masyarakat Indonesia bisa membelinya. Berbanding terbalik dengan Sega atau NES yang harga satu unitnya lebih murah, namun dengan harga kaset yang mahal.


Pun begitu, kalangan masyarakat menengah ke bawah itu dapat menikmati bermain PS melalui jasa penyewaan PlayStation atau yang dikenal dengan rental PS.


Keberadaan rental PS di Indonesia sempat mengalami masa kejayaan di tahun 2000-an. Kala itu perangkat yang disewakan adalah perangkat generasi pertama dan kedua, yakni PS One dan PS 2.


Di tempat itulah, masyarakat bisa memainkan game-game yang luar biasa canggih pada zamannya itu hanya dengan membayar Rp 1.500 hingga Rp 2.500 per jam.


Fenomena penyewaan game pada masa itu sebenarnya bukanlah hal baru, sebelumnya pun ada juga penyewaan gamewatch dan gameboy. Dengan bermodalkan beberapa gameboy dan sebuah aki, abang-abang penjajanya mangkal di sekolah-sekolah.


Tak hanya menguntungkan bagi penggila game, jasa penyewaan game seperti itu nyatanya membuka lapangan kerja baru di Indonesia. Seperti yang dialami oleh Agus, pemilik rental PS Simba. Rental PS yang terletak di kawasan Depok ini berdiri sejak tahun 2003.Next


(ash/ash)