Dikatakan Head of Consumer Lab Ericsson Regional South East Asia and Oceania Afrizal Abdul Rahim, konsumen yang rela membayar mahal menginginkan tayangan berkualitas HD atau bahkan 4K UHDTV, Live TV eksklusif dan film box office terbaru yang punya tanggal tayang sama dengan di bioskop.
"Riset ini juga memperlihatkan 69% ingin konten on-demand mereka punya subtitle bahasa Indonesia dan 62% orang menginginkan tak ada iklan pada tayangan yang mereka tonton," rincinya saat membeberkan riset terbaru Ericsson di Marche Restaurant, Plaza Senayan, Jakarta.
Penelitian yang dilakukan di 23 negara ini juga menunjukkan pergeseran perilaku pengguna menonton di perangkat mobile, turut mendorong perubahan di industri TV dan media.
"Ini memicu perpindahan dari format lama dan model bisnis yang mengantarkan pengguna mengarah ke hiburan on-demand berkualitas tinggi," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Afrizal juga menyinggung tren 'menonton tanpa putus' yang ikut mendorong lebih banyak orang menikmati konten di berbagai perangkat, terutama perangkat mobile seperti smartphone dan tablet.
Program siaran TV konvensional kini dipandang oleh konsumen sebagai repositori konten. Artinya, konsumen memilih potongan konten untuk kemudian ditonton lagi menggunakan Digital Video Recorder (DVR). DVR membantu konsumen melanjutkan cara 'menonton tanpa putus', yang dimulai dengan munculnya set top box serial TV dan sekuel film.
"Ini sangat kontras dengan pengalaman menonton TV konvensional yang mengharuskan konsumen bisa menunggu lebih dari seminggu untuk menonton episode terbaru dari acara favorit mereka," sebutnya.
Dikatakannya, 56% orang yang membayar S-VOD (subscription Video on Demand) lebih suka semua episode dari serial TV tersedia sekaligus, sehingga mereka bisa menonton di waktu yang mereka suka.
(rns/ash)