'Buat Apa Android One Kalau Ponsel 4G Juga Rp 1 Jutaan?'

Jakarta - Sejumlah vendor tengah panen pelanggan dengan menjual ponsel murah Android One. Namun hal ini nyatanya tak membuat Polytron tertarik membuatnya.

"Kami belum melihat adanya semacam deferensiasi yang nyata antara Android One dengan Android biasa. Karena keduanya memang sama-sama dari Google. Jadi menurut kami itu tidak mendatangkan keuntungan banyak bagi kami," ujar Usun Pringgodigdo, General Manager Mobile Phone Division Polytron, kepada detikINET di X2 Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (11/2/2015).


"Produk kami sendiri yang notabene sudah 4G harganya pun malah lebih murah ketimbang ponsel-ponsel Android One itu. Jadi lebih punya nilai lebih," tambah Usun.


Ya, Polytron memang baru saja merilis ponsel 4G pertamanya, Zap 5 yang hanya dibanderol dengan harga Rp 1.099.000.


Walau murah, namun Polytron membekali perangkat ini dengan prosesor quad core 1,2 Ghz Snapdragon 410 64 bit, RAM 1 GB, dan memori Internal 8 GB.


Maka dari itu, dengan spesifikasi yang oke dan harga yang lebih murah ketimbang Android One, Polytron merasa belum dianggap perlu untuk turut serta membuat platform versi murah Google tersebut.


Android One sendiri merupakan platform hasil kerjasama antara Google dengan sejumlah vendor yang ditujukkan untuk pasar gadget di negara berkembang.


Dalam perakitannya pun, baik spesifikasi maupun harga dari perangkat Android One harus mengikuti standarisasi dari Google, dimana satu unit Android One dibanderol dengan kisaran harga USD 100.


Indonesia sendiri menjadi negara kelima tempat peluncuran Android One. Adapun tiga vendor yang bekerjasama dengan Google, antara lain Mito, Nexian, dan Evercoss. Masing-masing vendor itu merilis ponsel yang serupa dengan rasa yang berbeda dengan harga kurang dari Rp 1,4 juta.


(ash/ash)