Beberapa gamer berpendapat agak berat jika harus membeli game berharga Rp 600 ribuan hanya untuk bermain game dalam waktu singkat. Menanggapi rumor yang beredar, Game Director The Order: 1886, Dana Jan dalam wawancaranya dengan Blogocio berusaha mengklarifikasi hal itu.
"Lamanya game sebenarnya tergantung pada kemampuan dan pemahaman gamer dengan genre third-person shooter (TPS), dan game ini akan menawarkan hal yang tak jauh berbeda dengan game TPS serupa," papar Jan dikutip detikINET dari Gamepur, Jumat (13/2/2015).
Lebih lanjut Jan mengatakan jika lamanya permainan dan konsep permainan akan sangat familiar dengan game TPS kebanyakan.
Dan jika mengacu dari pernyataan Jan tadi, mungkin bisa diambil kesimpulan bahwa lama permainan The Order: 1886 yang hanya 5 jam tadi cuma rumor palsu. Ya, normalnya game third-person shooter punya durasi waktu sekitar 8 hingga 12 jam.
Terlepas dari lama atau tidak gameplay dari The Order: 1886, rasanya game ini patut diperhitungkan, khususnya dari segi grafis. Belum lama ini Sony Computer Entertainment membeberkan trailer dari game tersebut. Hasilnya pun terbilang memuaskan. Sebagian besar gamer mengakui grafis yang ditonjolkan sangat bagus.
"Saya pikir kami tidak sepenuhnya menggunakan atau memanfaatkan potensi dari PlayStation 4 pada game ini," ujar Jan, menanggapi komentar apakah Ready at Dawn benar-benar sepenuhnya menggunakan potensi dari PlayStation 4 dalam menggarap The Order: 1886.
Dengan pernyataan Jan tadi, tampaknya hal itu juga mengarah kepada perdebatan yang ada selama ini tentang bagaimana game PlayStation 4 di masa yang akan datang. Jadi bila game sekelas The Order: 1886 yang notabene tidak sepenuhnya memanfaatkan potensi dari si konsol itu sendiri punya grafis yang canggih, bagaimana jika 100%?
(ash/ash)