Berbicara soal ini, CEO Toge Productions Kris Antoni sedikit berbagi pengalaman mereka soal keamanan game. Pada 2013 silam, studio yang berbasis di Tangerang, Banten ini mengalami kejadian tak mengenakan. Salah satu game mereka dibajak orang luar negeri.
Infectonator, judul game yang dibajak itu, dikatakan Kris punya jumlah pengguna yang cukup banyak. Saat ini, game tersebut sudah di-download lebih dari 1 juta kali dari perangkat berbasis iOS maupun Android.
"Banyak user yang suka game kita dan ratingnya juga bagus. Ternyata pembajak dari Turki dan China melihat itu sebagai kesempatan mendapatkan profit secara ilegal. Game kita dibajak, mereka repackage lalu di-upload lagi dengan disusupi virus," kisahnya dalam temu media perusahaan anti virus Trend Micro di The Twenty Eight, Jakarta.
Di satu sisi, pembajakan ini seolah menjadi bentuk pengakuan atas kualitas game buatan developer Indonesia. Toge Productions sendiri memang sudah beberapa kali punya prestasi di kancah internasional. Meski demikian, tetap saja pembajakan adalah hal ilegal yang merugikan.
Kerugian tak hanya dialami si developer, tetapi juga bisa menimpa para mobile gamer yang menjadi usernya. Dicontohkan Kris, bisa saja user mendownload aplikasi palsu, kemudian aplikasi tersebut mencuri informasi kartu kredit.
"Kalau itu terjadi, kemudian user mengira yang mencuri informasi adalah kita. Nah dari situ kita justru concern ingin membangun kepercayaan user kepada kita. Kita masih growing, gak mau reputasi dirusak oleh pembajakan ilegal tadi," ujarnya.
Belajar dari pengalaman tersebut, Toge Productions dan sejumlah developer game lokal lain bergabung dalam Safe Gaming Alliance bersama Trend Micro. Dikatakan Kris, ini adalah salah satu upaya melindungi produk game mereka dan menjamin keamanan user.
"Berdasarkan pengalaman itu kita ingin memproteksi game-game kita agar ke depannya bisa terhindar dari pembajakan. Memproteksi aplikasi agar hacker tidak bisa melakukan upaya yang merugikan developer dan user," harapnya.
(rns/rou)