Tarik Ulur Iklan Mengganggu di Aplikasi

Jakarta - Persaingan ketat, developer aplikasi pun berlomba eksis. Salah satunya melalui iklan di dalam aplikasi atau adware. Masalahnya, banyak di antara adware tersebut sudah pada tahap mengganggu.

Ditanya pendapatnya, Senior Director Consumer Business APAC Trend Micro Terrence Tang mengatakan hal semacam ini bergantung bagaimana kebijakan si pembuat aplikasi dalam beriklan.


"Sulit mengomentari salah atau benar, karena aplikasi yang berbeda, punya model bisnis yang berbeda pula. Karena aplikasi itu biasanya gratis. Kami punya engineer, infrastruktur yang harus didukung, maka harus ada cara untuk menghasilkan keuntungan. Iklan adalah salah satu cara bisnis," ujar Terrence usai temu media di The Twenty Eight, Jakarta, Kamis (12/2/2015).


Dikatakannya, beberapa aplikasi ada yang muncul secara agresif dan terus menerus agar dilihat pengguna. Namun ada juga yang lebih pasif. Misalnya, hanya muncul sekali dalam sebulan atau ketika pengguna selesai bermain game.


Menurutnya, pengguna punya pilihan untuk tidak diganggu adware dengan menggunakan aplikasi versi berbayar. Namun dari developer yang beriklan sendiri hendaknya bisa memberikan nilai tambah bagi pengguna dan berupaya agar iklannya jangan sampai mengganggu.


Trend Micro sendiri punya cara beriklan semacam memunculkan pop up yang memang populer digunakan para developer aplikasi. Menurut Terrence, cara mengiklankan aplikasi yang dilakukan Trend Micro termasuk pasif dan tidak sampai mengganggu pengguna.


"Kami menampilkan pop up, setelah Anda melakukan scan perangkat kami akan memunculkan Dr Booster misalnya. Dan kami juga hanya menampilkan game buatan developer pihak ketiga di apps recomendation store kami," jelasnya.


Terrence juga menambahkan, saat ini perusahaannya tidak beriklan terlalu banyak. Yang diinginkan Trend Micro saat ini adalah menumbuhkan jumlah pengguna, membuat pengguna perangkat menjadi paham soal keamanan dan tak lagi acuh untuk menggunakan aplikasi keamanan.


(rns/ash)