Harga iPhone Tinggi, Pegawai Pabriknya Digaji Rendah

Jakarta - Sebuah LSM yang bergerak di bidang hak-hak buruh pabrik mengkritik Apple. Perusahaan yang didirikan Steve Jobs itu kembali tersangkut kasus gaji pegawai pabrik iPhone yang tidak sesuai dengan standar hidup setempat.

Kritik dilayangkan oleh China Labor Watch (LCW) terkait kondisi di salah satu pabrik perakitan iPhone, Pegatron Corp. Apple mengalihkan sebagian proyek pembuatan iPhone dari Foxconn ke Pegatron, antara lain karena Pegatron mampu menekan ongkos.


Akan tetapi, murahnya ongkos itu disinyalir membuat buruh pabrik Pegatron jadi tumbal. Menurut survei LCW kepada para buruh, mereka dipaksa bekerja lebih lama dengan upah yang tak semestinya.


"Apple terus mengklaim kalau mereka mengawasi suplier agar memenuhi standar Apple. Tapi Apple juga secara konsisten menekan ongkos buruh dengan mengalihkan produksi ke manufaktur yang paling murah," kata LCW.


Pegatron merakit perangkat Apple di dua pabriknya yang berlokasi di China. Baik Apple maupun Pegatron belum berkomentar terhadap temuan LWC.


Apple sebenarnya telah menerapkan standar yang diharapkan dapat diikuti oleh rekanan manufakturnya. Mereka mengklaim mengawasi kondisi sekitar 1,1 juta buruh pada tahun 2014 dan menyatakan kalau 92% suplier mematuhi stadar mereka. Salah satunya, jam kerja buruh maksimum 60 jam per minggu.


"Kami secara konsisten melaporkan suplier yang melanggar standar kami," kata Senior Vice President of Operations Apple, Jeff Williams yang dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (13/2/2015).


Pegatron sendiri memiliki sekitar 140 ribu pegawai. CLW mengatakan gaji rata-rata buruh pabrik Pegatron di selatan China lebih rendah 8% dibanding buruh pabrik Foxconn. Ini bisa membuat Pegatron menghemat ongkos hingga USD 61 juta.


Jika kenyataan itu benar, memang terasa ironis. Pasalnya harga iPhone terbilang tinggi dan Apple baru saja menjadi perusahaan termahal di dunia.


(fyk/ash)