Ya, di hampir semua belahan dunia, orang zaman sekarang akan menceritakan apapun yang terpikir dan dirasakannya melalui media sosial. Masalahnya, kebiasaan ini kemudian mengubah sebagian orang menjadi manusia 'virtual'.
Maksud manusia virtual yang disampaikan dalam video berdurasi 5 menit 16 detik ini adalah mereka hanya berani memprotes dan mengkritik melalui media sosial tanpa melakukan sesuatu yang lebih nyata dampaknya.
Video ini dibuat oleh Desi Talkies, sebuah production house di India yang sering membuat film pendek, sebagai media kampanye masalah media sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Di awal tayangan video ditampilkan seorang pria yang melihat tindak pelecehan terhadap wanita, lalu berniat menceritakannya melalui Facebook. Ada juga kejadian yang memperlihatkan seseorang mengabadikan peristiwa buang sampah sembarangan di Instagram.
Di tengah-tengah cerita, aksi-aksi pasif di media sosial tersebut kemudian seolah diulang dari awal. Tokoh-tokoh dalam cerita mengurungkan niat mereka memposting kejadian di media sosial. Sebagai gantinya, mereka langsung beraksi.
Pria yang melihat pelecehan seksual langsung menegur si pelaku. Demikian juga dengan orang yang menyaksikan pejalan kaki membuang sampah, langsung mengingatkan agar tidak membuang sampah sembarangan.
Berkaca dari video ini, hal seperti ini tak hanya terjadi di India. Kita pun mungkin termasuk pengguna media sosial yang digambarkan dalam video tersebut.
Seperti disebutkan dalam video yang diposting di Facebook ini, kitalah yang memutuskan seperti apakah kita sebenarnya. Menjadi sekedar 'virtual' atau 'real'?
(rns/fyk)