Ericsson awalnya berharap Apple mau membayar royalti untuk penggunaan paten milik Ericsson itu. Soalnya, Ericsson membuatnya dengan biaya tak sedikit. Vestberg menyatakan kalau per tahunnya, Ericsson berinvestasi USD 5 miliar untuk riset dan pengembangan.
Ericsson sudah coba berdiskusi selama dua tahun terkait masalah itu, tapi tak kunjung memenuhi titik temu. Padahal, Vestberg mengklaim kalau mereka menawarkan biaya royalti yang wajar saja. Tapi Apple menganggapnya kemahalan.
Keduanya pun kini berhadapan di pengadilan. Ericsson berusaha mendapat dukungan dari lembaga perdagangan International Trade Comission untuk melarang peredaran produk Apple jika terbukti bersalah. Juga mengajukan tuntutan ke pengadilan Texas.
Vestberg sendiri tak mau pertarungan hukum dengan Apple berlarut-larut. Ia juga yakin pihaknya akan memenangkan perkara ini.
"Dari pandangan kami, kami pikir punya dasar yang sangat bagus untuk program lisensi kami. Sayangnya, kami tidak mencapai kesepakatan dengan Apple," kata Vestberg.
"Tujuan utama kami adalah untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin dan tidak berlarut-larut. Jadi lihat saja bagaimana hasilnya," paparnya, seperti turut disaksikan detikINET di Barcelona.Next
(fyk/rou)
