Cara yang dilakukan pun sama, cukup pindai barang yang ingin diketahui informasinya, maka aplikasi Shazam akan memberitahu informasi soal barang yang dimaksud. Tapi tentu pemindaian yang dilakukan tak hanya menggunakan mikrofon, tapi melalui kamera ponsel.
Sebagai contoh, bila pengguna mengarahkan Shazam ke kotak sereal, selanjutnya aplikasi itu akan menginformasikan mengenai kandungan gizinya. Sedangkan bila pengguna mengarahkan Shazam ke kemasan DVD, pengguna akan mendapat daftar lagu dari DVD tersebut dan pilihan untuk membeIinya.
Bila Shazam tak punya database soal barang yang dipindainya, maka aplikasi ini akan mencarinya secara manual ke internet melalui mesin pencarian.
Shazam sendiri baru menggelontorkan invesatasi sebesar USD 30 juta pada bulan Januari lalu. Tujuan investasi ini adalah upaya Shazam yang ingin memberi cara baru bagi perusahaan untuk melayani konsumennya, sekaligus berpromosi.
Bisa jadi cara baru yang dimaksud adalah fitur pemindai objek yang tengah dikembangkannya itu. Karena berkat fitur itu pengguna jadi bisa cepat mendapat informasi soal produk yang ingin diketahuinya.
Dan tentunya hal ini juga bisa dimanfaatkan produsen untuk mempromosikan produknya langsung ke konsumen. Atau bisa juga dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai salah satu jenis pelayanan pelanggan, yang bisa membantu konsumen agar lebih gampang untuk mengetahui soal produknya.
Sayangnya Shazam baru sebatas memamerkan fitur pemindai objek itu, karena soal waktu rilisnya masih belum diumumkan. Demikian seperti detikINET kutip dari The Next Web, Jumat (6/3/2015).
(yud/rns)
