Jakarta (Bukan) Cuma Mimpi Jadi Kota Pintar

Barcelona - Jakarta, tak dapat dipungkiri, memang menyimpan banyak sekali permasalahan. Tapi di sisi lain, ibukota negara ini terus berkembang, bahkan berpotensi menjadi kota yang maju di masa depan.

"Jakarta sebenarnya sudah tidak lagi berkembang, tapi sudah berada di middle," kata Thomas Jul, Presiden Direktur Ericsson Indonesia di sela gelaran Mobile World Congress 2015 di Barcelona yang dihadiri langsung oleh detikINET.


Jadi memimpikan Jakarta menjadi kota pintar bukan sesuatu yang mengawang-awang. Kota pintar berarti Jakarta akan banyak mengadopsi kecanggihan teknologi untuk memecahkan berbagai masalah dan memudahkan warganya, contohnya dalam hal kemacetan.


Dalam visi Ericsson, masyarakat kota di masa depan akan menjadi networked society. Istilah networked society ini pertama kali digaungkan oleh CEO Ericsson, Hans Vestberg pada tahun 2011 lalu.


Intinya, networked society adalah kondisi di mana mayoritas warga memanfaatkan konektivitas jaringan internet untuk memepermudah hidup sehari-hari atau dalam bisnis. Contohnya misalnya, mobil yang terkoneksi internet yang akan diberitahu secara real time oleh sistem jika ada potensi kecelakaan.


Contoh yang lain adalah munculnya rumah rumah pintar di mana perangkat elektroniknya dapat dikontrol melalui gadget, demikian juga kunci masuknya. Nah, menurut Thomas Jul, networked society semacam itu juga akan terjadi di Jakarta, suatu saat di masa depan.


"Ya, itu akan terjadi di Jakarta, saya tak ada keraguan. Tapi pertama memang perlahan dulu. Sekarang sudah ada contoh solusi sederhana, aplikasi yang memberitahu jalanan mana yang lalu lintasnya tak terlalu macet. Tidak terlalu sulit membuat solusi seperti itu," kata Jul.Next


(fyk/rou)