FotoStop: Human Interest

Jakarta - Memotret aktivitas ibu-ibu menggendong bakul di pagi buta pada sebuah kota kecil atau mengabadikan tawa renyah anak jalanan, ya semua itu adalah model foto human interest.

Menurut fotografer Enche Tjin, kebanyakan foto human interest kerap menggambarkan kehidupan masyarakat ekonomi lemah atau di daerah pedalaman. Padahal sebenarnya human interest tidak terbatas pada subjek masyarakat kelas bawah saja, tapi juga termasuk potret keberhasilan dari masyarakat kelas atas.


Fotografi human interest adalah potret dari kehidupan seseorang yang menggambarkan suasana/mood dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya.


Awalnya, dijelaskan Enche, human interest photography lebih termasuk ke dalam bagian dari foto jurnalisme, yaitu menggambarkan kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungannya, dan lalu bertujuan supaya mengetuk hati orang-orang untuk bersimpati dan melakukan sesuatu untuk membantu subjek foto.


Di dalam foto jurnalisme, human interest termasuk dalam bagian feature. Bagian ini biasanya sisipan dan bukan untuk berita utama. Kategori human interest lebih banyak tentang kehidupan individu atau masyarakat biasa yang jarang diulas.


Human Interest cukup luas cakupannya tapi sering dicampur-adukkan adukkan dengan kategori lain seperti portrait photography, culture photography (budaya), street photography, travel photography, conceptual photography, dan lainnya.


Pada bulan Maret 2014, kontes FotoStop detikINET coba menantang para penggiat fotografi dengan tema Human Interest. Silakan Anda berkreasi secara apik di sini, dan jangan lupa bubuhi juga foto Anda dengan judul yang menggelitik sehingga membuatnya semakin menarik.


Foto yang ingin disertakan dalam lomba yang berhadian RP 500 ribu ini bisa dikirimkan pada link berikut http://inet.detik.com/fotostop/kirim sehingga bisa ditampilkan dalam galeri FotoStop detikINET.


(ash/rou)