Jakarta - Komputasi awan alias cloud computing mengubah segalanya. Mulai dari cara layanan TI diantarkan, sampai caranya dipakai dalam sebuah organisasi. Tanpa keraguan, Asia Pasifik bergerak cepat merangkul arsitektur baru ini.
Cloud sendiri bisa dibilang salah satu fenomena paling menarik dalam industri TI dua dekade terakhir. Namun ini juga gebrakan yang paling mengganggu, melebihi migrasi dari mainframe ke aplikasi client/server.
Menurut lembaga riset Forrester, 52% organisasi di Asia Pasifik di luar Jepang (APEJ) saat ini sudah menggunakan atau secara aktif merencanakan inisiatif awan. Sementara, Gartner menggambarkan komputasi awan sebagai sebuah gaya komputasi dimana kemampuan TI-enabled skalabel dan elastis diantarkan sebagai sebuah layanan bagi para kustomer eksternal melalui internet.
Tiga kata kunci dalam definisi ini adalah skalabel, servis, dan internet. Komputasi awan adalah pengantaran sebuah aplikasi melalui internet berdasarkan permintaan (on-demand basis). Jelasnya, komputasi awan bukanlah sesuatu yang dibeli pemakai akhir (end-user). Bahkan, pemakai akhir seharusnya tidak menyadari bagaimana sebuah aplikasi itu diantarkan.
Tiga PC
Ada tiga tipe awan atau apa yang diistilahkan Citrix sebagai 'Tiga PC'. Pada tulisan ini, kami menjelaskan perbedaan antara tiga tipe awan dan bagaimana ketiganya penting atau relevan bagi kebanyakan organisasi masa kini. Kami juga menunjukkan berbagai studi kasus dari infrastruktur awan.
Personal Cloud adalah tentang merangkul gaya kerja mobile dan mengoneksikan orang ke desktop, aplikasi, dan data mereka. Memungkinkan mereka untuk berkolaborasi dan bekerja dari sebarang perangkat atau lokasi. Konsumerisasi TI mengubah definsisi lama dari sebuah kantor, dengan para karyawan menggunakan preangkat mobile pribadinya untuk bekerja dan bermain.
Private Cloud adalah kumpulan infrastruktur, desktop, aplikasi, dan data on-premise, yang diantarkan berdasarkan permintaan oleh TI perusahaan di balik firewall mereka. Private cloud menawarkan semua manfaat dari tambahan elastisitas, swalayan, dan pelacakan penggunaan granular, tetapi pada saat sama memungkinkan organisasi untuk memiliki lebih banyak kontrol dan sekuriti dari infrastrukturnya. Salah satu kustomer private cloud terbesar kami di dunia adalah Zynga, sebuah perusahaan social gaming dengan ratusan juta pengguna aktif.
Public Cloud adalah susunan dari infrastruktur, storage dan sumberdaya komputasi multitenant, off-premise, maupun Software as a Service (SaaS) applications and data (software sebagai aplikasi dan data servis), yang diantarkan berdasarkan permintaan oleh para penyedia layanan eksternal. Kebanyakan organisasi di Asia Pasifik seperti Korea Telecom, TATA dan IDC Frontier sekarang melakukannya dengan menggunakan teknologi Citrix untuk memotori public cloud-nya.
Hybrid cloud juga makin populer di kalangan kustomer enterprise. Hybrid cloud terbentuk ketika private dan public cloud terintegrasi sangat rapat, yang membuat tim TI memiliki banyak fleksibilitas untuk memilih di mana beban kerja akan dijalankan, untuk menyeimbangkan biaya dan sekuriti. Salah satu alasan terjadinya konvergensi ini adalah karena private cloud menjadi makin efektif biaya dan fleksibel, dan public cloud menjadi makin aman dan transparan.
Penting untuk mencari para vendor yang dapat memastikan manfaat awan bisa dicapai tanpa terkunci dalam infrastruktur virtual atau penyedia layanan awan tertentu. Citrix misalnya, punya visi untuk mendayai layanan awan dimulai pada garda depan private cloud dengan satu titik kendali yang memadukan penyediaan, sekuriti dan kendali dari Windows, Web, SaaS dan apps mobile.
Di bagian belakang private cloud, jembatan yang secara transparan memungkinkan koneksi ke para penyedia public cloud, memungkinkan kapasitas pusat data tanpa batas. Elemen ketiga dari fokus layanan awan Citrix adalah mengaktifkan ‘pembangunan’ awan bergaya-Amazon – mulai dari baja telanjang sampai layanan software tingkat tinggi seperti orkestra awan. Ringkasnya, Citrix membantu para kustomer membangun cloud bergaya-Amazon dengan platform awan, mengoneksikan awan-awan itu ke awan-awan lain dengan manajemen awan jaringan awan dan terakhir memberdayakan para pengguna dan usaha dengan solusi awan yang menjawab masalah dan kasus pemakaian bisnis.
Contoh Kasus
Sejatinya, ada beberapa studi kasus tentang bagaimana organisasi memanfaatkan infrastruktur awan. Berikut di antaranya:
• Development/Test Clouds
Ini adalah kasus pemakaian besar pertama bagi para kustomer yang menggunakan virtualisasi server untuk beralih ke awan. Development/Test Clouds menyediakan kemudahan tak tertandingi bagi para developer untuk membangun, meng-update dan menguji aplikasi-aplikasi dengan biaya yang lebih rendah dan siklus rilis yang sudah dimampatkan.
Organisasi ingin menyediakan para developer dan penguji dengan akses ke sumberdaya yang tersedia, mudah dikonfigurasikan untuk mengurangi siklus hidup yang terkait dengan penyediaan dan racking infrastruktur (server, storage, dan networking) dan meng-instal software. Di beberapa organisasi, proses seperti ini bisa mengambil waktu sampai enam minggu.
• Bring Your Own (BYO) Mobile Services
Entah itu aplikasi perbankan atau portal karyawan, cloud mewakili arsitektur bagus untuk memfasilitasi pengantaran aplikasi ke kustomer secara internal atau eksternal, memungkinkan kapasitas dikembangkan atau dikecilkan sesuai tuntutan atau perkembangan.
• Layanan Disaster Recovery dan Business Continuity
Lingkungan global masa kini telah menjadi tidak terprediksi akibat ketidakstabilan politik dan lingkungan. Awan telah menjadi model bagus untuk menciptakan failover footprint jika ada bencana sambil mempertahankan manfaat dari layanan ‘bayar jika pakai’ ("pay as you go"), menjadikan enterprise kian responsif terhadap bisnis sambil mempertahankan ekonomi yang efisien.
Infrastruktur awan bisa membantu pada beragam industri tertentu. Beberapa variabel digerakkan oleh dinamika industri. Contoh, para pengecer membutuhkan lebih banyak kapasitas infrastruktur selama musim liburan ketika mereka melihat lonjakan penjualan. Ada banyak jenis variasi industri – beberapa terjadi dan bisa diprediksi (seperti Piala Dunia FIFA dan Olimpade), dan beberapa tidak bisa diprediksi (seperti berita-berita besar atau situs-situs blog).
Efeknya, kapasitas infrastruktur harus dibangun untuk kondisi puncak yang tidak diharapkan. Kebanyakan kapasitas ini akan banyak menganggur dan karenanya kemampuan awan untuk menciptakan lebih banyak on-demand di seluruh infrastruktur yang disebarkan menjadi alternatif yang layak.
( rou / ash )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!