Menurut Direktur Utama Telkomsel Alex Janangkih Sinaga, uang sebanyak itu bisa keluar dari Indonesia karena aplikasi buatan lokal belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Ada Rp 19 triliun per bulan duit Indonesia yang mengalir ke negara lain, diambil sama Facebook dan kawan-kawannya. Kalau kita tidak bikin sendiri, kita akan di-takeover orang lain. Kita harus kembangkan ekosistem lokal agar bandwidth tidak lari keluar negeri dan devisa tidak melayang," kata Alex di ajang Seluler Award, Balai Kartini Jakarta.
Alex dalam ajang ini membahas soal tantangan dan peluang di industri telekomunikasi Indonesia. Menurutnya, industri ini tak cuma sarat kompetisi antaroperator, tapi juga oleh para pemain OTT yang merajalela di era internet tanpa batas (borderless).
Menurutnya, pemain OTT itu berasal dari pasar global dimana servernya tidak diletakkan di Indonesia. Operator di Indonesia harus mengeluarkan investasi capex dan opex yang tinggi untuk membangun jaringan dan mendapatkan bandwidth premium.
Namun secara umum, operator hanya mengandalkan pendapatan sebagai pipa data. Negara pun hanya mendapatkan penghasilan dari PPN jika transaksi melalui kartu kredit untuk pembelian aplikasi.
"Saya percaya dengan konsep DNA yakni Device, Network, Application. Aplikasi kita jauh ketinggalan dengan negara lain. Indonesia sepertinya sudah susah bersaing di device. Apalagi, sekarang pemain device itu juga banyak menjadi OTT. Contohnya BlackBerry dan Nokia. Kekuatan kita tinggal di network saja. Kalau kita tidak menyelesaikan network, saya yakin diambil orang juga," paparnya.
Alex pun mengatakan, operator butuh dukungan dari pemerintah, baik itu regulasi dan kebijakan yang mendukung perkembangan ekosistem DNA lokal. Misalnnya, hadirnya peraturan pemerintah tentang kewajiban menempatkan app server di dalam negeri untuk OTT, regulasi penggunaan pulsa sebagai alat bayar layanan digital, dan insentif pemerintah untuk pemain OTT lokal seperti insentif pajak, bantuan dan kemudahan regulasi.
"Karakteristik borderless ini harus kita ambil. Apalagi di 2015 nanti secara ekonomi sudah terbuka pasar bebas, ASEAN dan dunia," pungkas Alex yang tadi malam dinobatkan sebagai CEO of the Year.
(rou/rou)