Bukannya menggunakan material bangunan biasa, bangunan ini hampir sepenuhnya digarap mengandalkan printer 3D.
Dus Architects, tim yang memprakarsai proyek ini berniat membangun rumah bergaya arsitektur klasik Belanda dengan 13 kamar di dalamnya. Jangan berpikir menggunakan batu bata maupun semen untuk membangunnya, karena tim ini akan menggunakan material plastik yang berdesain saling mengunci.
Untuk membentuk material plastik yang digunakan sebagai bahan bangunan, Dus Architects menggunakan sebuah printer 3D berukuran besar yang bernama KamerMaker atau dalam bahasa Indonesia berarti ‘pembuat kamar’.
Meski dibantu KamerMaker, proses pengerjaan rumah yang memiliki sebutan ‘The 3D Print Canal House’ ini nyatanya memakan waktu cukup lama.
Seperti detikINET kutip dari The Verge, Minggu (30/3/2014), sejak diumumkan pada awal tahun ini, mulai dari proses desain, pembuatan bagian bangunan yang didominasi oleh cetakan printer 3D, hingga penguatan beberapa bagian bangunan menggunakan beton, ‘The 3D Print Canal House’ disebutkan baru akan rampung sepenuhnya pada 3 tahun mendatang.
Banyak pihak mengapresiasi Dus Architects menyoal kebebasan desain pada bangunan berbasis cetakan printer 3D, tapi tak sedikit juga kritik yang bermunculan. Kebanyakan menyangsikan kekuatan material plastik dari hasil cetakan printer 3D yang digunakan.
(yud/yud)