Jadi Private, Dell 'Merdeka'

http://us.images.detik.com/content/2014/03/25/319/dellhaji300.jpgSaleh M. Haji Munshi (yud/detikINET)


Jakarta - Beberapa waktu lalu, Dell telah mengumumkan bisnisnya yang kembali menjadi perusahaan private. Keputusan ini pun disebut menjadikan perusahaan asal AS ini lebih fleksibel dalam menjalankan bisnisnya, terutama soal fokusnya terhadap pelanggan.

Bersamaan dengan kembalinya menjadi perusahaan private, Dell mengumumkan strategi terbarunya dengan sebutan New Dell. Tak hanya mengandalkan produknya yang berbentuk perangkat, perusahaan yang dirintis Michael Dell ini juga makin serius menawarkan solusi-solusi bisnis yang konvergen.


Salah satunya adalah mengenalkan apa yang disebutnya sebagai TCIP yang merupakan singkatan dari Transform, Connect, Inform dan Protect. Keempat hal itu adalah tujuan yang ingin disampaikan Dell bagi pelanggannya.


Transform dimaksudkan untuk mengajak perusahaan baik skala UKM hingga enterprise untuk menggunakan solusi bisnis yang konvergen dalam menunjang bisnisnya.


Connect juga tak lepas dari solusi yang konvergen, dengan begitu cabang-cabang bisnis yang tersebar di berbagai wilayah dapat saling terhubung dalam satu kesatuan.


Inform juga berhubungan dengan Connect dimana maksudnya adalah menyebarkan informasi dari satu titik ke titik lainnya. Sedangkan Protect cukup jelas yakni memberikan keamanan pada solusi yang digunakan, baik data yang ada di dalamnya maupun perangkat itu sendiri.


“Melalui TCIP kami benar-benar menyodorkan end-to-end solution, benar-benar konvergen. Dengan konvergensi ini, keamanan (data dan perangkat) juga lebih baik karena seluruhnya satu solusi,” ujar Saleh M. ‘Haji’ Munshi, Direktur Regional Dell untuk Indonesia & South Asia Deloping Market di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (25/3/2014).


Di sisi konsumer, TCIP juga diimplementasikan oleh Dell melalui apa yang disebutnya Democritizing Technology. Catherine Lian, Managing Director Dell Indonesia menjelaskan maksud dari Democritizing Technology adalah menghadirkan perangkat yang terjangkau bagi konsumen. Dalam hal ini adalah notebook maupun perangkat besutan Dell lainnya.


“Untuk level perusahaan, Democritizing Technology hadir dalam model arsitektur modular. Jadi perusahaan dapat membeli perangkat sesuai dengan kebutuhannya. Namun bila saatnya kebutuhan meningkat, perusahaan hanya perlu menambah modul perangkat sesuai yang dibutuhkannya,” jelas Lian.


“Dengan begitu perusahaan tak harus mengganti satu set perangkat (dengan yang lebih baik) untuk menyesuaikan peningkatan kebutuhannya, cukup tambahkan modul yang sesuai kebutuhannya. Apakah itu server, storage, ataupun networking-nya. Jadi scalable,” pungkasnya. (yud/ash)