Hal ini juga sudah dipikirkan Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo, Muhammad Budi Setiawan, saat ditemui tadi malam usai ajang Selular Award, Balai Kartini, Jakarta.
"Tentu untuk pergantian handset akan jadi tugasnya Smartfren. Mereka kan punya banyak Andromax," kata Dirjen saat berbincang dengan detikINET. Lagipula menurutnya, Smartfren juga akan diuntungkan dari segi lebar spektrum yang jadi lebih besar.
Smartfren yang tadinya hanya menempati lebar frekuensi 7,5 MHz di 1.900 MHz akan bertambah empat kali lipat menjadi 30 MHz saat berpindah ke 2,3 GHz nanti.
Menurut Dirjen, perpindahan Smartfren ke rentang frekuensi yang berbeda tengah dikaji matang oleh pemerintah dan hampir final. Diharapkan tahun ini sudah selesai dan bisa mulai dimplementasikan di 2016.
Smartfren sendiri sebelumnya juga sudah mulai mengantisipasi wacana migrasi ke frekuensi 2,3 GHz ini dengan memesan smartphone Andromax yang bisa berjalan di tiga rentang frekuensi berbeda (triple band), sejak 2014 ini.
"Kami selama ini bermain di 1.900 MHz dan 850 MHz. Soal migrasi ke 2,3 GHz itu kan masih wacana, tetapi kita sudah antisipasi dengan informasikan ke vendor untuk membuat smartphone yang bisa juga di 2,3 GHz," papar Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim, belum lama ini.
Diungkapkan olehnya, Smartfren yang di akhir 2013 lalu memiliki 11,3 juta pelanggan berharap bisa menambah sedikitnya empat juta pelanggan lagi menjadi 15 juta di akhir 2014 dengan menggenjot pemasaran smartphone Andromax dengan anggaran USD 400 juta.
(rou/rou)