Cerita di Balik Kelahiran Path

Jakarta - Path makin menuai popularitas di Indonesia. Jejaring sosial yang satu ini memang punya beberapa keunikan, di antaranya pembatasan jumlah teman yang hanya mencapai 150 saja. Hal ini berbeda dengan jejaring sosial lain yang jumlah temannya bisa mencapai ribuan.

Seperti apa kisah penciptaan Path yang diceritakan langsung oleh pendirinya? Untuk diketahui, Path digagas oleh seorang pria asal Amerika Serikat bernama Dave Morin yang sekarang juga menjabat sebagai CEO layanan tersebut.


"Kami ingin membuat jejaring sosial yang lebih personal. Yang berfokus kepada teman dekat Anda dan keluarga. Semua hal dijaga agar tetap privat," tutur Dave Morin, dalam wawancara eksklusif dengan detikINET.


Path diluncurkan pertama kali pada bulan November 2010. Saat ini, layanan Path bisa dinikmati oleh pengguna perangkat Android, iOS dan terakhir Windows Phone.


Morin menceritakan ide pembuatan Path. Pria berkacamata ini mengisahkan ia tumbuh besar di sebuah kota kecil, kemudian tinggal berjauhan dengan keluarganya. Nah, saat itulah, dia memikirkan bagaimana teknologi bisa membantunya agar bisa tetap dekat dengan keluarga.


"Ide Path datang dari aku dan pendiri Path yang lain. Kami ingin bisa tetap terkoneksi dengan keluarga meski jarak kami berjauhan," Morin mengisahkan. Ia menyatakan Path sejak awal ditujukan sebagai jejaring sosial yang fokus untuk menghubungkan keluarga dan orang dekat saja.


"Jejaring sosial ini fokus utamanya adalah pada keluarga. Tidak ada jejaring sosial lain yang prioritas utamanya adalah keluarga. Fokusnya adalah terhubung pada orang yang dekat dengan Anda, di manapun mereka berada," tambah Morin.


Itulah salah satu alasan mengapa jumlah pertemanan dibatasi sehingga hanya orang dekat saja yang akan dimasukkan sebagai kawan di Path. Meski belakangan memang ada peningkatan, dari yang awal berdirinya terbatas menjangkau 50 teman kini sudah dinaikkan menjadi 150 teman.

(fyk/ash)