50% Pengguna Seluler Dunia Ada di Asia Pasifik

Jakarta - Wajar jika Asia Pasifik dianggap sebagai pasar yang strategis untuk pengembangan seluler di masa depan. Pasalnya, kawasan ini menguasai setengah dari populasi pengguna seluler global dan akan tetap kuat posisinya hingga 2020 mendatang.

GSMA dalam laporan terbarunya menyatakan ada sekitar 1,7 miliar pengguna di Asia Pasifik hingga akhir 2013 lalu. Sedangkan pengguna seluler secara global sekitar 3,4 miliar nomor.


Pengguna di kawasan Asia Pasifik diperkirakan setiap tahun bisa tumbuh sekitar 5,5% hingga 2020 atau mencapai 2,4 miliar pengguna. Sedangkan jumlah koneksi di Asia Pasifik pada 2020 diperkirakan bisa mencapai 4,8 miliar. Koneksi berbasis 3G menguasai sekitar 25% dari akses, sementara 4G sekitar 3%.


"Kawasan Asia Pasifik menjadi pendorong tumbuhnya pengguna seluler mencerminkan pasar yang variatif,” ungkap Direktur GSMA Anne Bouverot seperti detikINET kutip dari situs GSMA, Juma (13/6/2014).


Diungkapkannya, konsentrasi pasar seluler di kawasan Asia Pasifik ada di Tiongkok, India, Jepang, dan Indonesia. Tiongkok pada 2013 memiliki 630 juta pengguna dengan jumlah koneksi mencapai 1,13 miliar. Ini artinya pengguna di China memakai lebih dari satu SIM card selama 2013.


Pengguna di Tiongkok yang mengakses data sekitar 500 juta pada 2013 dimana hanya 130 juta yang hanya menggunakan suara dan SMS. Diperkirakan pada 2013 ada 600 juta pengguna internet di Tiongkok dimana 80% diakses melalui perangkat mobile.


Industri seluler berkontribusi sekitar USD 864 miliar pada gross domestic product (GDP) Asia Pasifik selama 2013 dengan menyediakan 3,7 juta lapangan kerja dan berkontribusi sekitar USD 82 miliar bagi pendanaan publik.


Dalam enam tahun terakhir belanja modal dari operator di kawasan Asia Pasifik mencapai USD 430 miliar. Operator diperkirakan menambah investasi sekitar USD 730 miliar di periode 2014 hingga 2020.


(rou/rou)