Cerita Gila Alibaba dari China

Jakarta - Di negara barat, kartu kredit memang sudah lumrah digunakan untuk transaksi. Bila pembelian lebih besar lagi, konsumen beralih memakai perantara melalui bank. Hal yang berbeda terjadi di Tiongkok, untuk transaksi besar mereka tak beralih ke bank.

Ya, kebanyakan dari konsumen di China beralih ke Alipay, platform pembayaran ponsel yang dibesut oleh Alibaba. Salah satu situs e-commerce terbesar di dunia yang berasal dari China.


Alibaba mencuri perhatian dunia dalam beberapa bulan terakhir, apalagi kalau bukan soal rencana mereka untuk Initial Public Offering (IPO) di Amerika Serikat. Bukan sekadar melantai ke bursa, tapi nilai Alibaba yang bahkan lebih tinggi dari perusahaan sejenis.


Transaksi yang dilakukan oleh pengguna aktif Alibaba sangat besar, dan Alipay merupakan salah satu yang digunakan. Dari catatan terakhir, nilai transaksi di Alibaba mencapai USD 248 miliar. Jauh meninggalkan Amazon dan eBay, yang bila nilai transaksinya digabungkan 'hanya' USD 200 miliar.


Tak mengherankan bila nantinya Alibaba resmi melantai bursa di Wall Street, maka diestimasi nilai perusahaannya akan mencapai USD 168 miliar.


Nilai tersebut tentu saja dilihat dari kinerja keuntungan yang diraih oleh Alibaba. Dalam sebuah catatan, Alibaba mampu menghasilkan pendapatan lebih dari USD 6,5 miliar dalam kurun waktu tiga kuartal di 2013, dan Alibaba pun berhasil membukukan laba bersih sebesar USD 2,9 miliar.


Malah pada tahun 2020, transaksi Alibaba diprediksi akan mencapai angka di kisaran USD 420 miliar-USD 650 miliar. Jumlah itu akan menandingi pasar Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman, dan Prancis bila digabungkan semuanya.


Bersambung....


(tyo/ash)